HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tanpa didasari, terkadang Sobat Holopis mengalami gejala Sick Building Syndrome atau SBS yang umum menyerang para pekerja kantoran. Istilah SBS, jarang digunakan di Indonesia sebab itu banyak yang tidak mengetahui artinya hingga penyebabnya.

Berikut penyebab, gejala dan proses penyembuhan dari Sick Building Syndrome (SBS) yang telah dirangkum Holopis.com dari berbagai sumber.

Penyakit SBS, dilatarbelakangi pertama kali oleh para pekerja kantor di seluruh dunia pada tahun 70an, yang mengalami gejala gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja yang bekerja dalam ruang kantor di antaranya adalah iritasi mata, iritasi hidung, iritasi tenggorokan, pilek, bintik merah pada kulit, sakit kepala, mual, batuk, dan bersin-bersin.

Namun dalam beberapa menit sampai satu jam setelah meninggalkan gedung kondisi mulai membaik kembali.

Kedokteran okupasi pada tahun 1980 memperkenalkan konsep SBS sebagai masalah kesehatan akibat lingkungan kerja yang berhubungan dengan polusi udara, indoor air quality (IAQ) dan buruknya ventilasi gedung perkantoran.

Sick building syndrome adalah suatu keadaan yang menyatakan bahwa gedung-gedung industri, perkantoran, perdagangan, dan rumah tinggal memberikan dampak penyakit dan merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh pekerja dalam gedung perkantoran berhubungan dengan lamanya berada di dalam gedung serta kualitas udara.

Gejala-gejala yang umum dialami penderita SBS yakni sakit kepala, bersin-bersin, pilek, hidung tersumbat, iritasi mata hidung tenggorokan, batuk dan serak, mata berkunang-kunang, gatal dan bintik merah pada kulit dan mual.

Penyebab dari SBS antara lain, kualitas udara dalam ruangan yang tercemar oleh radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun dari luar ruangan. Misalnya, pencemaran oleh mikroba ataupun disebabkan karena ventilasi udara yg kurang baik.

Penyebab lainnya adalah polutan yg biasa mencemari ruangan, misalnya asap rokok, ozon yang berasal dari mesin fotocopy dan printer, volatile organics compounds yang berasal dari karpet, perabotan cat, bahan pembersih, debu dan gas CO.

Tentunya gejala SBS yang dialami akan mengganggu pekerjaan Sobat Holopis, berikut langkah-langkah untuk mengurangi gejala tersebut

  • Memasang musik dengan nada yang lembut sesuai dengan suasana di tempat kerja untuk menutupi kebisingan.
  • Memasukkan pencahayaan ultraviolet dalam sistem HVAC (Heating, Ventilation, and
    Air Conditioning), membersihkan debu dalam pipa dan mengganti filter secara periodik
    sesuai dengan prosedur yang berlaku.
  • Membersihkan ductwork (pekerjaan saluran/perpipaan) dan peralatan lain dengan desinfectant yang kuat dan menyeimbangkan sistem dengan pengontrolan kelembaban yang lebih baik.
  • Menempatkan mesin-mesin fotokopi pada suatu ruangan tertentu dengan sistem ventilasi yang terpisah, agar tidak ada partikel yang terbawa dan menjadi polutan pada ruang kerja.
  • Membersihkan ruang dengan vacuum cleaner, agar debu tidak beterbangan.
  • Mengganti cat, perekat dan produk pembersih dengan tingkat VOCs rendah.
  • Menyediakan kadar cahaya yang cukup untuk pekerjaan pencatatan (routine clerical
    work) yaitu sebesar 1000 Lux dengan jenis lampu TL 40 Watt.