HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah mengakui, bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan uluran tangan dari investor untuk memenuhi target produksi minyak dan gas (migas) di Tanah Air.
Sekretaris Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM), Setyorini Tri Hutami menjelaskan, bahwa kebutuhan migas ke depan masih tinggi meskipun kampanye transisi energi baru terbarukan (EBT) terus digaungkan.
“Pemerintah masih optimistis untuk mengejar target produksi migas. Namun untuk mengejar target tersebut dibutuhkan investor,” kata Setyorini dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (19/11).
Dia mengatakan, untuk mengejar target produksi migas hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan investasi di sektor hulu migas sebesar USD20 miliar hingga USD26 miliar per tahun.
“Untuk itu berbagai upaya untuk membeberkan potensi migas Indonesia terus dilakukan salah satunya dengan penyelenggaraan 3rd International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG) 2022,” tuturnya.
Sebagai informasi, ajang IOG 2022 ini akan digelar secara hybrid di Nusa Dua Convention Center, Bali, pada 23-25 November 2022 mendatang. Ajang tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap iklim investasi hulu migas.
“Secara singkat tujuan IOG 2022 ini untuk mendukung peningkatan investasi migas di Indonesia,” jelas Setyorini.
Dijelaskan olehnya, pelaksanaan IOG 2022 merupakan hal yang cukup krusial, dimana ajang ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para pelaku usaha bahwa migas masih dibutuhkan di era transisi energi.
“Perubahan ke EBT harus melalui masa transisi. Teknologi migas harus bisa menjawab juga. Diharapkan nanti terjalin network yang bisa meningkatkan investasi,” pungkasnya.