HOLOPIS.COM, JAKARTA – Timnas Brasil memang merupakan tim yang paling dijagokan, untuk bisa memeluk trofi Piala Dunia 2022 Qatar.

Tak hanya unggul dari segi kualitas pemain, dimana Brasil dihuni sebagian besar dengan pemain bintang seperti Neymar, Gabriel Jesus, Thiago Silva dan lain sebagainya.

Brasil juga unggul dari sisi sejarah, maka dari itu negara yang dijuluki Tim Samba tersebut difavoritkan banyak orang pada Piala Dunia 2022 kali ini, bahkan dijagokan di setiap gelaran Piala Dunia sebelum-sebelumnya.

Namun, justru sisi sejarah itu lah yang kemudian dianggap sebagai kelemahan Timnas Brasil, dimana Pengamat sepakbola, Wesley Hutagalung menyampaikan bahwa Tim Samba besar kepala dengan segala sejarah yang mereka miliki dalam berkompetisi di level dunia.

“Brasil itu hampir dijagoin di setiap turnamen, karena mereka penuh dengan talenta, cuman setelah mereka gagal di Piala Dunia 2014 ketika menjadi tuan rumah dan babak belur di semi final, banyak pengamat dan banyak pelatih di sepakbola Brasil itu, termasuk saya pernah nanya, dan mereka sadar bahwa mereka selama ini terlalu besar kepala,” ungkapnya dalam acara Ruang Tamu Holopis Channel, Jumat (18/11).

“Brasil bahkan mengatakan mereka lah negara induk sepakbola, mereka lah negara yang menjadi kiblat sepakbola, ternyata di negara lain, termasuk di Eropa, sepakbola itu kemudian dibedah dengan sangat dalam, baik secara teori, teknologi, maupun secara banyak aspek, termasuk kebugaran pemain, fisik, semua hal berbagai elemen yang mempengaruhi itu, semuanya dibedah dan disatukan dalam sebuag blue print dan itu dilakukan oleh Jerman,” Jelasnya.

Diketahui, Timnas Jerman gagal berbicara banyak di Piala Dunia sebelum-sebelumnya, dimana Tim Panser tumbang di dua semifinal sekaligus pada Piala Dunia 2010 dan 2006, kalah juga di final Piala Dunia 2002 silam, hingga akhirnya juara Piala Dunia tahun 2014. Selain itu, titik kebangkitan mereka dinilai ketika setelah tumbang di tahun 2004 pada Kejuaraan Eropa.

“Tahun 2004 Jerman babak belur do Piala Eropa, lalu mereka meeting besar, federasi Jerman dan mereka membongkar kurikulum sepakbola mereka dan mengatakan bahwa 2014 mereka harus menunjukan perubahan dari 2004 ketika mereka membongkar blue print sepakbola mereka karena semua filosopi sepakbola mereka diarahkan ke seluruh akademi untuk gaya bermain bola yang cocok dengan gaya Jerman,” jelas Wesley.

“Dan 2014 mereka berhasil menjadi juara dunia dengan menunjukan perubahan itu, ada sebuah kemauan yang menyadari kesalahan mereka, menyadari kegagalan mereka dan mereka mengubahnya,” sambungnya.

Menurutnya, hal tersebut lah yang kemudian dinanti dari Timnas Brasil di Piala Dunia 2022 saat ini.

“Karena ketika Brasil menyadari mereka selama ini salah, selalu besar kepala dengan mengatakan mereka adalah kiblat sepakbola dunia dan mereka berbenah,” lanjutnya.

“Yang bisa menggagalkan Brasil di Piala Dunia 2022 kali ini adalah kebesaran kepala mereka sendiri,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Brasil berada di Grup G bersama Kamerun, Serbia dan Swiss. Tim Samba akan berhadapan dengan Serbia pada laga perdana Piala Dunia 2022 nanti.