HOLOPIS.COM, JAKARTA – Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Organisasi Perwakilan Dunia untuk Pesepakbola Profesional (FIFPRO), secara resmi mengimplementasikan Social Media Protection Service (SMPS) atau layanan perlindungan media sosial di Piala Dunia 2022, untuk melindungi seluruh pemain terhindar dari pelecehan online.

Dikutip Holopis.com dari situs resmi FIFA, Kamis (17/11), SMPS bertujuan untuk melindungi pemain dari tindakan pelecehan online seperti diskriminasi dan juga melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan pemain.

Melalui SMPS, seluruh pemain dari 32 negara yang berpartisipasi di Piala Dunia 2022, akan memiliki akses ke layanan pemantauan, pelaporan dan moderasi khusus yang dirancang untuk meminimalkan visibilitas ujaran kebencian kepada pemain di media sosial.

“FIFA berkomitmen untuk menyediakan kondisi terbaik bagi para pemain untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka,” kata Presiden FIFA, Gianni Infantino.

“Di Piala Dunia 2022 Qatar, kami dengan senang hati meluncurkan layanan yang akan membantu melindungi pemain dari efek merusak yang dapat ditimbulkan oleh postingan media sosial terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan mereka,” sambungnya.

Dalam hal ini, Presiden FIFPRO, David Aganzo juga menyebut bahwa langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab untuk melindungi para pemain dan kelompok lain yang terkena dampak.

“Ini adalah tanggung jawab sepakbola untuk melindungi para pemain dan kelompok lain yang tekena dampak dari pelecehan yang semakin sering mereka hadapi di dalam dan di sekitar tempat kerja mereka. Jenis pelecehan ini berdampak besar pada kepribadian, keluarga, kinerja, serta kesejahteraan dan kesehatan mental mereka secara keseluruhan,” kata David.

Sebagai informasi, pelecehan online terhadap para pemain sepakbola dunia kerap terjadi. Bahkan dari kasus terakhir dialami oleh tiga pemain bintang milik Timnas Inggris yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho hingga Bukayo Saka di final Euro 2020.