Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan Sejarah

HOLOPIS.COM, JAKARTA – 10 November 2022, diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Menariknya, ada salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang justru sengaja dilupakan keberadaannya.

Siapakah sosok pahlawan tersebut? Berikut Holopis.com rangkup dari berbagai sumber.

Ia merupakan salah satu pahlawan yang memiliki peran intelektual dan sosial politik. Dia banyak melahirkan pemikiran yang berbobot di tengah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia juga salah satu tokoh pahlawan revolusioner yang dilupakan di negaranya sendiri. Ya, beliau adalah Sutan Ibrahim dengan Gelar Datuk Sutan Malaka, Bapak Republik Indonesia.

Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ayahnya bernama Rasad Caniago dan ibunya bernama Sinah Simabur.

Orang tuanya adalah bangsawan yang bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda. Mereka selangkah lebih maju dibandingan dengan penduduk lainnya.

Ia meneruskan pendidikan ke sekolah guru pribumi (Inlandsche kweekscholl Voor Onderwijzers) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 1908-1913.

GH Horensma, guru Tan Malaka di sekolah memberikan rekomendasi untuk meneruskan studi ke Belanda . Tan Malaka berangkat ke Belanda di usia 17 tahun untuk belajar di Sekolah Pendidikan Guru Pemerintah (Rijksk Weekschool) di Harlem.

Setelah Revolusi Rusia, pada Oktober 1917, ia mulai tertarik untuk mempelajari tentang Sosialisme dan Komunisme. Ia pun semakin memperdalam ilmunya tentang kedua hal tersebut.

Tan mulai sering membaca buku-buku, karya Karl Max, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin yang banyak membahas tentang Sosialis dan Komunisme. Sejak itulah, Tan mulai membenci budaya Belanda dan justru terkesima dengan masyarakat Amerika dan Jerman.

Gagasan besar Tan Malaka tentang republik tertulis dalam banyak buku. Melalui buku menuju Republik Indonesia, Madilog, Gerpolek, dan Massa aksi, kita bisa melihat pola pikir Tan Malaka.

Berkat gagasan besarnya, Tan Malaka dijadikan panutan oleh Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Yamin, dkk. Namun, dibalik kehebatannya, Tan Malaka justru menjadi satu-satunya Pahlawan Nasional yang namanya nyaris tidak ada di kurikulum mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA.

Sejak era Presiden Soeharto, nama Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional sengaja dihilangkan. Jejaknya dihapus karena Tan Malaka diduga menganut paham komunis.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1963 pada tanggal 28 Maret 1963. Keputusan itu dari dulu sampai sekarang tidak ada yang mencabutnya.

Dikutip dari Historia, Tan Malaka adalah penggagas bangsa yang malang. Ia dilupakan dan tidak diterima puluhan tahun, bahkan nyawanya dirampas oleh bangsanya sendiri. Ini merupakan hasil jerih payah orde baru untuk menghapus jejaknya karena menjadi bapak sosialis, komunis bagi Indonesia.

Seorang sosial yang menjadi guru oleh pejuang lainnya dalam segi pengetahuan. Tan Malaka sengaja dilupakan, padahal Harry Poeze punya dokumentasi yang menunjukkan bahwa Tan Malaka pada 19 September 1945, menjadi aktor di belakang layar pengerahan massa dan pemuda di rapat IKADA, bahkan Soekarno juga mengakui peran penting Tan Malaka dalam perjungan bangsa Indonesia.

Semangat hidup dan perjuangan Tan Malaka patut dijadikan contoh bagi generasi muda. Walaupun selama hidupnya kesepian, berjuang dalam kesendirian, mati sangat menyedihkan. Sepanjang hidupnya Tan Malaka tidak menikah. Kehidupannya hanya dihabiskan untuk berjuang demi negaranya. Ia tetap berjuang walaupun terasingkan.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Biografi Ibnu Khaldun, Sang Bapak Ilmu Sosiologi dan Sejarawan Terbesar

Ibnu Khaldun merupakan seorang pemikir dan sejarawan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu sosial dan sejarah di tatanan kehidupan saat ini. Ia diketahui lahir pada tanggal 27 Mei 1332 di Tunis, yang sekarang merupakan bagian dari Tunisia.

Profil Khofifah Indar Parawansa yang Dijagokan Golkar Maju Pilgub Jatim

Partai Golkar telah resmi memberikan dukungan kepada Khofifah Indar Parawansa untuk maju kembali sebagai calon gubernur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) pada November 2024 mendatang.

Kisah Singkat Sunan Muria Sebarkan Cahaya Islam di Lereng Gunung Muria

Di lereng Gunung Muria yang menjulang tinggi, terukir kisah inspiratif Sunan Muria, salah satu Walisongo yang mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru