HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto menegaskan, sudah saatnya negara Indonesia memperkuat pertahanan negara, termasuk di wilayah udara.
Salah satu strategi penguatan pertahanan udara tersebut menurut Prabowo Subianto, adalah dengan memperbanyak basis kekuatan pesawat nirawak (drone) yang memiliki kemampuan untuk menyerang lawan.
“Kita harus mengerahkan sekarang taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar, drone Kamikaze dan sistem autonomus, sistem-sistem robotik di udara, di laut, dan di darat,” kata Prabowo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (9/11).
Penambahan kekuatan tersebut menurut Prabowo, sangat efektif untuk mengawal sejumlah pesawat tempur Indonesia, termasuk Rafale, saat melakukan pengamanan di wilayah udara Indonesia.
“Jadi, satu pilot dikawal oleh 15 drone yang semua drone punya rudal anti-pesawat. Jadi, satu skadron akan menjadi 10 skadron atau 15 skadron dengan harga yang tidak sebesar 15 skadron. Jadi, ini nanti juga akan meningkatkan kemampuan kita dengan cepat, terangnya.
Untuk mendukung drone tersebut, Prabowo Subianto juga menyatakan bahwa pihaknya akan menambah kekuatan satelit pertahanan Indonesia. “Jadi kalau satu ditembak, ada pengganti. Dua ditembak, ada pengganti lagi dan lain sebagainya,” tukasnya.
Prabowo kemudian menaruh harapan besar agar TNI AU sebagai benteng pertahanan Indonesia di udara, bisa semakin mengembangkan kemampuan teknologinya mengikuti perkembangan dunia.
TNI AU ke depan akan mengoperasionalkan pesawat tempur dengan kemampuan modern, seperti jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis serta jet tempur KFX/IFX yang sedang dikembangkan di Korea Selatan.
“Kita juga harus kembangkan doktrin latihan yang memadai dan kita harus gunakan semua informasi publik yang ada. Kemudian, kita harus juga sekarang meningkatkan teknik-teknik penyesatan untuk melawan demokratisasi intelijen,” tegasnya.