HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setiap tanggal 5 November, seluruh masyarakat di seluruh negara dunia memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia atau World Tsunami Awareness Day.

Tsunami merupakan bencana alam berupa gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor.

Tsunami sangat berpotensi bahaya, karena dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.

Lantas bagaimana sejarah peringatan hari besar ini terjadi ?

Peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia dimulai sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya pada Desember 2015 lalu.

Dikutip holopis.com dari laman United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), undrr.org, Hari Kesadaran Tsunami Sedunia adalah sebuah pengingat bahwa ketika tsunami menyerang, semua orang harus siap untuk naik ke tempat yang tinggi.

Di tahun 2022 ini, tema yang diusung untuk Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2022 di Asia-Pasifik adalah Peringatan Dini dan Tindakan Dini Sebelum Setiap Tsunami.

Dikutip Holopis.com dari undrr.org, pada tahun 2030, diperkirakan 50 persen penduduk dunia akan tinggal di wilayah pesisir yang berpotensi terkena banjir, badai, dan tsunami. Sehingga, perlu dipastikan bahwa 100 persen komunitas yang berisiko tsunami siap dan tahan terhadap tsunami pada tahun 2030.

Asia dan Pasifik adalah salah satu wilayah yang paling terkena dampak tsunami di dunia. Peristiwa tsunami pernah terjadi di Tonga pada Januari 2022. Bencana tsunami ini dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai.

Dari peristiwa ini, menunjukkan bahwa bencana tsunami memiliki sifat multi-bahaya dari risiko dan bagaimana dampaknya dapat mengalir melalui berbagai rantai yang memengaruhi masyarakat yang terpapar langsung dan mata pencaharian mereka.

Bencana ini memicu gangguan nasional dan global dalam sistem telekomunikasi karena klaster kritis kabel serat optik bawah laut terpengaruh. Pemadaman telekomunikasi inj merembet tentu akan menghambat koordinasi upaya bantuan, dan membuatnya hampir tidak mungkin untuk mengirim pembaruan penting.

Kenangan tsunami dengan korban tewas yang besar seperti gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 masih jelas di antara masyarakat yang terkena dampak. Negara-negara yang terkena dampak seperti Indonesia, Thailand, Jepang dan Maladewa sering memupuk budaya memori dan belajar dari pengalaman masa lalu.

Di Indonesia sendiri pernah mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR yang terjadi di sekitar Aceh pada tahun 2006 lalu. Saat itu, ribuan orang meninggal dunia dan jutaan orang terdampak.

Dengan adanya peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan seluruh masyarakat di dunia akan potensi terjadinya bencana alam Tsunami yang tak dapat dicegah.