HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyampaikan bahwa Presiden RI Jokowi telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima (5) tokoh yang berperan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Melalui akun twitter pribadinya, Menko Polhukam itu, mengungkapkan setiap calon diusulkan dan direkomendasikan dari berbagai daerah di Indonesia, penetapan tersebut berdasarkan jejak perjuangan.

“Tahun 2022 ini Presiden akan anugerahkan lagi gelar pahlawan nasional kepada 5 tokoh yang ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka diusulkan dari berbagai daerah, diteliti jejak peran juangnya,” tulis Mahfud MD dalam akun twitter pribadinya yang dikutip Holopis.com, Jumat (4/11).

5 Tokoh yang akan dianugerahi gelar pahlawan nasional yakni diantaranya DR. dr. H. R. Soeharto yang berasal dari Jawa Tengah, dimana keikutsertaan dalam menyelamatkan bendera pusaka merah putih, pendiri organisasi ikatan dokter Indonesia, pendiri rumah sakit Jakarta dan perhimpunan dokter keluarga Indonesia (PDKI).

Tokoh kedua, dr. Raden Rubini Natawisastra, ikhtisar perjuangannya menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling di daerah terpencil dan pedalaman Kalimantan Barat, tugas ini dilakukan dengan melayani penduduk tanpa kaya maupun miskin

Tokoh ketiga, Haji Salahuddin Bin Talabuddin, berasal dari Maluku Utara, perjuangannya ia lalui bersama dengan organisasi SJII dengan semboyan perjuangan “Hidup Islam, Hidup Sarekat Islam, Hidup RI Allahu Akbar”.

Tokoh keempat, K.H. Ahmad Sanusi yang berasal dari Jawa Barat, ia adalah tokoh pendidikan yang juga terjun di politik, namanya mulai dikenal saat Ahmad Sanusi membela nama baik Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913, ia juga masuk dalam salah satu anggota BPUPKI dengan berkontribusi memasuki konsep imamat (Demokrasi).

Tokoh kelima merupakan raja dari Kadipaten Pakualaman Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu KGPAA Paku Alam VIII, sebagai seorang raja perjalanan hidup Paku Alam VIII penuh dengan unsur politik dan pemerintahan, ia mengambil langkah strategis saat menyatakan bersekutu dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX hal tersebut diartikan sebagai langkah taktis dalam perjuangan kemerdekaan NKRI.