HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD sesumbar bahwa tim gabungan yang pernah dibentuk untuk mengusut insiden serupa pada kejadian lampau tidak pernah bekerja secara efektif.

Dari catatan yang dimiliki, setidaknya sudah ada 89 korban jiwa dari kerusuhan sepak bola yang telah terjadi sebelum tragedi kanjuruhan.

“Sebelum Kanjuruhan, itu sudah memakan 89 korban di berbagai daerah, selalu dibentuk TGIPF selalu ompong,” kata Mahfud dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (4/11).

Mantan hakim konstitusi itu bahkan dengan tegas mengatakan bahwa tim yang telah ada di masa lalu itu tidak berguna sama sekali dalam menjalankan tugasnya.

“Itu sebenarnya refleksi dari belasan tim masa lalu yang tidak pernah ada gunanya, terjadi lagi, dibuat lagi, terjadi lagi, sekarang tindakan hukumnya ada sekarang, yang dulu nggak ada,” tegasnya.

Meskipun begitu, Mahfud kemudian lebih memuji kinerja Komnas HAM dalam melakukan investigasi tragedi kanjuruhan dibandingkan timnya.

“Tetapi ini lebih keras biasanya kalau Komnas HAM,” imbuhnya.

“Yang lain-lain ya hampir sama, tetapi Komnas HAM lebih detail dan datanya lebih dilengkapi lagi daripada yang kita, tapi substansinya hampir sama,” sambungnya.