HOLOPIS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril membantah adanya tudingan yang menyebut bahwa pengadaan obat penawar atau antidot untuk kasus gagal ginjal akut menjadi ladang bisnis.
“Tidak ada komersialisasi (pada pengadaan obat gagal ginjal akut),” kata Syahril dalam konferensi pers virtual yang dikutip Holopis.com, Jumat (4/11).
Syahril kemudian menegaskan, bahwa sebanyak 87 persen dari total obat gagal ginjal akut yang didatangkan Indonesia dari luar negeri didapatkan secara gratis. Artinya, Indonesia hanya membeli 13 persen dari obat tersebut.
“87 persen adalah hibahan atau gratis,” tegasnya.
Adapun hingga saat ini, total obat fomepizole yang telah tiba di Indonesia sebanyak 246 vial. Dari jumlah tersebut, sebanyak 146 vial sudah didistribusikan ke 17 rumah sakit yang menangani pasien gagal ginjal akut.
Sementara untuk total kasus gagal ginjal akut per Kamis (3/11), mencapai 323 kasus. Dari total tersebut, 99 kasus dinyatakan sembuh, 190 kasus dinyatakan meninggal dunia, dan 34 kasus masih dalam perawatan.
Sebagaimana diketahui, tudingan soal adanya bisnis gelap dari pengadaan obat gagal ginjal akut yang didatangkan dari Singapura dan Australia beredar di media sosial. Tudingan itu muncul lantaran obat-obatan tersebut merupakan obat yang harganya tergolong mahal.