HOLOPIS.COM, JAKARTA – Harga emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (1/11) atau Rabu (2/11) pagi waktu Indonesia. Kenaikan ini menjadi akhir dari kerugian yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.

Tercatat, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange ditutup di level USD1.649,70 per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran tertinggi USD 1.660,30 dan terendah di USD 1.633,60.

Kenaikan harga emas terjadi di tengah pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang justru membuat Dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,04 persen menjadi 111,4800.

Sejumlah ekonom melihat, bahwa para pelaku pasar melihat adanya sinyal pengetatan The Federal Reserve (The Fed) yang akan sedikit melambat pada periode ini.

Investor memperkirakan, Bank Sentral AS itu akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan tersebut.

Namun yang lebih penting, investor masih akan menunggu pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell sebagai petunjuk pergerakan suku bunga di akhir tahun 2022, yakni di Bulan Desember.

Tak sedikit investor yang memprediksi The Fed akan lebih lunak dalam membuat kebijakan moneter, khususnya yang terkait suku bunga acuan.