HOLOPIS.COM, JAKARTA – Melihat tragedi kerumunan yang berakhir injak-injakan yang terjadi di Kanjuruhan dan Itaewon, membuat kita harus mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri dari insiden serupa.
Seorang ahli keamanan kerumunan Paul Wertheimer mengatakan, panik sebenarnya bukan penyebab injak-injakan bisa terjadi, tetapi ini adalah murni kegagalan pengelolaan acara.
“Selalu ada persepsi bahwa jika orang bertindak secara rasional, mereka tidak akan terinjak sampai mati. Bukan panik yang menyebabkan kegagalan ini. Kegagalan pengelolaan acara yang menyebabkan ini,” kata Paul, dikutip Holopis.com dari worldnomads.com, Minggu (30/10).
Karena itu, tidak panik bukan menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri dari potensi bahaya kerumunan. Melainkan ada langkah-langkah tertentu yang harus diingat untuk melindungi diri dan orang sekitar.
Untuk kewaspadaan dan penyelamatan diri, Paul pun menyebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri dari kerumunan dan potensi injak-injakan.
- Tetap berdiri tegak.
- Simpan energi, jangan dorong orang atau teriak.
- Gunakan bahasa tubuh ke orang-orang disekitar seperti menunjuk, atau dengan lirikan mata.
- Tutup dada dengan lengan, untuk melindungi gerakan dan bagian dada.
- Jika dalam bahaya, minta orang untuk mengerumuni anda.
- Jika ada yang ulurkan tangan karena minta bantuan, pegang tangannya untuk menahan
“Jika anda didorong ke depan seperti dalam gelombang, dan ada jeda, itu kesempatan anda bergerak, dan cara bergerak adalah diagonal di antara orang-orang. Selalu ada ruang di antara orang dan terus melangkah sampai ke pinggiran,” pungkasnya.
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, tragedi desak-desakan Itaewon telah menewaskan setidaknya 151 orang dan melukai ratusan lainnya. Sementara tragedi Kanjuruhan secara resmi menewaskan 133 orang dan melukai ratusan lainnya.