HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebuah konser di wilayah Kachin, yang merupakan tempat kelompok etnis pemberontak, berubah menjadi mencekam ketika terjadi serangan udara secara brutal dari junta militer Myanmar, 80 orang pun dikabarkan tewas dalam peristiwa tersebut.

Kejadian ini pun diklaim merupakan jumlah serangan udara terbanyak semenjak kudeta selama setahun terakhir.

Dikutip Holopis.com dari AP News, Kamis (27/10), dari kronologi singkatnya menurut juru bicara Asosiasi Seniman Kachin menyampaikan bahwa, pesawat militer Myamar menjatuhkan sebanyak empat bom saat konser tengah berlangsung pada pukul 20.00 waktu setempat.

Ketika itu terjadi, dilaporkan bahwa seluruh orang yang hadir di acara tersebut ada sekitar 300-500 orang, dan 80 diantaranya dikabarkan meninggal dunia.

Kemudian saksi mata lain melaporkan, ledakan tak hanya menyasar lokasi konser, namun gedung-gedung serta bangunan di sekitarnya ikut hancur dalam serangan tersebut.

Serangan itu pun telah dikonfirmasi oleh junta militer Myanmar, dan mengatakan bahwa memang betul telah melancarkan serangan ke markas Brigade Kesembilan Tentara Kemerdekaan Kachin.

Junta militer Myanmar menjelaskan, serangan itu merupakan ‘operasi yang dibutuhkan’ sebagai respon tindakan terorisme kelompok Kachin.

Meski begitu, junta militer Myanmar membantah dengan gamblang bahwa pihaknya tidak menyerang konser tersebut dan tidak menyasar penyanyi serta warga sipil.

Diketahui, konser tersebut merupakan suatu perayaan hari jadi kelompok pemberontak Organisasi Kemerdekaan Kachin, pada Minggu (23/10) lalu.

Selain itu, perayaan tersebut juga merupakan bagian dari kampanye organisasi untuk menyerukan otonomi di kawasan itu.