HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan keinginannya untuk melakukan merger terhadap BUMN yang menggarap energi panas bumi atau geothermal, seperti PT Pertamina, PT PLN, dan PT Geo Dipa Energi.

Erick menilai, upaya merger atau yang bisa disebut konsolidasi ini akan memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya di sektor geothermal, sebagaimana fokus pemerintah saat ini.

“Ada Pertamina, PLN, satu lagi ini Geo Dipa yang berada di bawah Kemenkeu. Memang ini perlu waktu, saya inginnya tahap awal memergerkan ini menjadi satu kesatuan,” kata Erick dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com dari laman resmi Kementerian BUMN, Kamis (27/10).

Dia mengatakan, potensi geothermal lebih besar dibanding jenis EBT lainnya, seperti angin dan panel surya. Selain itu, geothermal juga lebih konsisten dalam hal ketersediaan pasokan.

“Kita tahu kalau solar (tenaga surya) dan angin itu terbatas, tidak bisa sustain, baseload itu hanya di geothermal atau di hydro. Nah ini kenapa geothermal ini yang kita dulukan,” ucapnya.

Dengan adanya konsolidasi ini, lanjut Erick, pengembangan geothermal diharapkan dapat lebih efektif dan efisien ketimbang BUMN seperti Pertamina dan PLN menggarapnya secara mandiri atau sendiri-sendiri.

Dia mengatakan, proses konsolidasi anak usaha atau subholding Pertamina, PLN dan Geo Dipa akan dilakukan secara bertahap.

“Sementara ini Pertamina duluan yang masuk karena yang PLN masih di belakang dan (keuangan) Pertamina sehat, sehingga dia maju duluan,” tandas Erick.

Di tahap awal ini, Erick telah melakukan konsolidasi antara Pertamina dan PGE. Hasil konsolidasi itu kemudiaan dibuat go public, sehingga akan ada akses pendanaan baru untuk pengembangan EBT di Tanah Air tanpa harus membebani APBN.