HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyoroti kasus gagal ginjal akut yang saat ini menjadi momok bagi anak-anak di Indonesia.
Ia mengingatkan semua pihak, khususnya pemerintah untuk tak menganggap remeh kasus gagal ginjal akut tersebut. Pasalnya, tingkat kematian akibat kasus tersebut mencapai 57,5 persen.
“Ini penyakit yang misterius dan tidak boleh disikapi secara sporadis dan biasa-biasa saja,” kata Mulyanto dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com dari laman resmi dpr.go.id, Rabu (26/10).
Legislator Fraksi PKS itu mengatakan, penanganan kasus penyakit misterius tersebut tak cukup dengan hanya mengimpor obat-obatan saja, tetapi perlu upaya untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Dia lantas mendesak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk segera meneliti penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut.
“BRIN yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan riset kesehatan harus segera mengambil inisiatif strategis tersebut. Jangan membiarkan berlarut-larut, apalagi kalau yang muncul hanyalah inisiatif impor obat dengan biaya APBN,” ujarnya.
Mulyanto berharap, pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang sama ketika kali pertama menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Kala itu, pemerintah dinilai lambat menangani dan malah menjadikannya sebagai ladang bisnis di bidang kesehatan.
“Kita jangan mengulangi kesalahan sebelumnya dalam menangani Covid-19, yang ditengarai sebagai ajang bisnis PCR dan bisnis vaksin,” tegas Mulyanto.
Diberitakan Holopis.com sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengimpor obat jenis Fomepizole untuk gagal ginjal akut dari Singapura dan Australia.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya telah memesan 200 vial obat tersebut. Namun sejauh ini, obat yang sudah datang baru berjumlah 26 vial.