HOLOPIS.COM, JAKARTA – Xi Jinping dikabarkan kembali sukses mengamankan masa jabatan ketiganya sebagai Presiden China.

Dikutip Holopis.com dari Aljazeera, Minggu (23/10), Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) kembali memilih Xi Jinping untuk masa jabatan lima tahun ke depan.

Pengumuman resmi perihal kembali terpilihnya Xi Jinping menjadi Presiden China pun akan dilakukan seiring dengan sesi legislatif tahunan pemerintah, pada Maret 2023 mendatang.

Kemudian PKC juga resmi menunjuk Komite Tetap Politbiro, yang di dalamnya terdapat tujuh anggota yang dipimpin langsung Xi Jinping.

Sebelumnya, Xi Jinping juga telah memperkenalkan barisan barunya di Balai Besar Rakyat Beijing.

Terlihat dalam barisannya, bahwa Ketua Partai Komunis Shanghai, Li Qiang mengikuti Xi Jinping dalam acara tersebut, yang berarti bahwa Li kemungkinan besar akan menggantikan Li Keqiang sebagai Perdana Menteri nantinya.

Ada pun anggota lain dari badan pemerintahan tertinggi China seperti Zhao Leji dan Wang Huning, yang dilaporkan kembali dari komite sebelumnya, serta ada pendatang baru bernama Cai Qi, Ding Xuexiang dan Li Xi.

Xi Jinping pun menyampaikan pernyataannya pasca acara pengangkatan, dimana dikatakan bahwa berjanji akan lebih tekun dalam melaksanakn tugas.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dengan tulus atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami. Saya siap bekerja dengan tekun dalam pelaksanaan tugas kami untuk membuktikan layak atas kepercayaan besar dari partai kami dan rakyat kami,” tukasnya.

Diketahui, Pembukaan Komite Tetap dan Politbiro 24 anggota terjadi sehari setelah penutupan Kongres ke-20 Partai Komunias, dimana amandemen ditambahkan ke piagam partai, yang bertujuan untuk memperkuat status inti Xi Jinping dan peran pemandu politiknya, beberapa waktu lalu.

Susunan Komite Tetap tersebut merupakan konfirmasi lebih lanjut, yang membuktikan bahwa kekuasaan Xi Jinping semakin kokoh di pemerintahan China, meski dinilai ada perlambatan ekonomi buntut kebijakan nol Covid, hingga keterasingan China yang mengalami peningkatan dari dunia Barat.

Kemudian hal itu diperparah dengan dukungan langsung yang semakin intens yang diberikan Rusia, dalam hal ini Vladimir Putin terhadap China.