Lebih lanjut ia menyampaikan klaster hujan di Jawa Tengah terkonsentrasi di area sekitar Gunung Merapi dan Gunung Dieng.

Area klaster hujan Merapi adalah Magelang, Purworejo, Surakarta, Yogyakarta, dan sekitarnya. Sementara itu, klaster Dieng, yaitu wilayah Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya.

Kemudian untuk klaster hujan di Jawa Timur berada di area sekitar Gunung Kelud, Lawu, Bima, dan Bromo. Klaster hujan ekstrem tersebut persisten, yang dipengaruhi oleh efek geografis, sehingga awan-awan yang terbentuk di atas gunung berubah cepat menjadi awan badai yang kuat.

“Inilah salah satu penyebab banjir parah yang terjadi di sepanjang selatan Jawa Timur dekat area pegunungan tersebut, seperti Trenggalek, Blitar, Malang beberapa hari lalu,” katanya.

Erma mengatakan, kondisi cuaca yang dipengaruhi oleh badai vorteks tersebut berpotensi bertahan hingga akhir Oktober 2022 mendatang.

“Selama periode ini, pembentukan dan pergerakan pusaran badai vorteks Borneo di utara dekat wilayah Kalimantan dan vorteks Samudra Hindia selatan Jawa akan menjadi pengontrol utama anomali cuaca yang terjadi di Indonesia,” pungkasnya.