HOLOPIS.COM, JAKARTA – Santri Indonesia diharapkan bisa memiliki kemampuan yang baik dalam mengadopsi teknologi digital, hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Sandi mengatakan, ada 5 juta santri di 28 ribu pesantren yang tersebar di berbagai daerah menjadi sebuah potensi yang bisa dioptimalkan. Salah satunya, melalui program Santridigitalpreneur.

Dengan program tersebut, diharapkam para santri bisa tingkatkan kemampuan dan daya saing dengan mengadopsi teknologi digital.

“Target kita tiap tahun 20 persen dari tiap pondok pesantren bisa meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi teknologi digital,” katanya dalam sesi konpers, kepada Holopis.com, Jumat (21/10).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, sudah ada pesantren yang adopsi tata kelola ekonomi digital. Yakni, ponpes Al Hasaniyah di Sukabumi, Jawa Barat yang telah melakukan beberapa inovasi, seperti mengelola toko daring, membangun jejaring teknologi informasi hingga mengekspor ikan hias ke Kanada, Jepang dan Malaysia.

Sandiaga juga berharap, dengan produk yang diciptakan oleh para santri bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja sehingga santri menjadi generasi digital untuk kebangkitan ekonomi Indonesia.

“Tadi produk-produknya juga sudah ditampilkan. Kita berharap ini bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja saat kita menghadapi ancaman resesi tahun depan. Jadi santri-santri ini bukan hanya mencari lapangan kerja, tapi justru menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Dalam program Santridigitalpreneur yang digagas Kemenparekraf ini, para santri dibekali ilmu digitalisasi dengan tren kekinian yang dapat memproduksi konten-konten kreatif serta inovatif juga memiliki akhlakul karimah.