HOLOPIS.COM, BALI – Bencana banjir bandang wilayah Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir bandang mengakibatkan seorang warga terseret kencangnya arus.
“Banjir bandang mengakibatkan warga Kabupaten Jembrana hanyut pada Senin (17/10). BPBD setempat masih melakukan pencarian korban yang terseret arus tersebut,” kata Abdul dalam keterangan resmi yang diterima Holopis.com, Selasa (18/10).
Banjir bandang ini menurut Abdul, setelah hujan lebat terjadi dua hari berturut-turut. Cuaca ekstrem ini juga berdampak pada kerusakan rumah dan pengungsian warga.
Banjir melanda sejumlah desa di 4 kecamatan, antara lain Desa Yehembang dan Tegalcangkring di Kecamatan Mendoyo, Desa Dangintukadaya, Air Kuning dan Sangkar Agung di Jembrana, Desa Sumbersari dan Melaya di Melaya, serta Desa Kaliakah dan Lelatang di Negara.
“Sebanyak 117 KK di Biluk Poh, Kelurahan Tegalcangkring, terdampak dan 45 unit rumah rusak,” terangnya.
Abdul mengungkapkan, saat bencana terjadi, ketinggian air cukup tinggi di beberapa desa atau kelurahan. Kondisi itu mengharuskan BPBD dan unsur terkait lain untuk mengevakuasi warga.
“Warga yang mengungsi berasal dari Biluk Poh dan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung,” imbuhnya.
Selain dampak kerusakan rumah dan pengungsian, cuaca ekstrem di wilayah Jembrana juga sempat merusak jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan.
Jembatan tersebut sempat tidak bisa dilewati sehingga mengganggu kelancaran transportasi.
“Pascabencana, BPBD juga memantau banyak tumpukan batang kayu dan sampah yang terbawa banjir sehingga mengakibatkan kemacetan jalur Gilimanuk ke Denpasar,” jelasnya.
Sementara itu, Abdul mengatakan bahwa, dampak cuaca ekstrem di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Karangasem, Bangli dan Tabanan menyebabkan korban meninggal dunia.
“Sebanyak 3 warga Karangasem meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi. Korban meninggal akibat banjir 2 orang dan tanah longsor 1 orang,” ujarnya.
Sejumlah kecamatan terdampak di Kabupaten Karangasem yaitu Kecamatan Abang, Selat, Bebandem, Rendang dan Karangasem.
Untuk Kabupaten Tabanan, hujan dua hari pada 16 – 17 Oktober 2022, mengakibatkan 1 warga meninggal dunia.
Korban jiwa terjadi di Kecamatan Baturiti setelah tertimpa material longsor pada rumahnya. Tak hanya itu, cuaca esktrem tanah longsor dan banjir berdampak pada pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur. Wilayah kecamatan terdampak yaitu di Kecamatan Pupuan, Penebel dan Baturiti.
Sedangkan di Kabupaten Badung, peristiwa tanah longsor dan banjir terjadi di wilayah ini. Dampak bencana berupa pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur rumah dan jembatan. Sedangkan di Kecamatan Petang, bencana tanah longsor berdampak pada pohon tumbang dan bangunan roboh di 17 lokasi.
Pada Kecamatan Abiansemal, terdapat pohon tumbang dan jembatan rusak di 7 lokasi. Sedangkan di Kecamatan Mengwi, banjir dan longsor merusak jembatan dan pohon tumbang di 9 lokasi.