Senin, 30 September 2024
Senin, 30 September 2024
NewsEkobizSejumlah Negara Maju Terancam Resesi Tahun Depan, Bagaimana Nasib Indonesia?

Sejumlah Negara Maju Terancam Resesi Tahun Depan, Bagaimana Nasib Indonesia?

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa sejumlah negara di dunia terancam mengalami resesi pada tahun 2023.

Sri Mulyani menuturkan, ancaman resesi imbas gejolak global tak hanya menghantui negara-negara berkembang saja, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) pun turut dihantui ancaman resesi.

“Bahkan sekarang kata-kata resesi bukannya tidak mungkin di Amerika Serikat. Eropa pun juga demikian, mereka mengalami inflasi tinggi yang memaksa Bank Sentral menaikkan suku bunganya secara agresif,” ujar Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI yang dikutip Holopis.com, Rabu (19/10).

Sebagaimana diketahui, International Monetary Fund (IMF) telah memangkas proyeksi ekonomi global untuk tahun depan, dari yang sebelumnya di angka 2,9 persen menjadi 2,7 persen.

Ekonomi global pun semakin kompleks dengan adanya ancaman resesi, inflasi tinggi, yang diperparah dengan ketegangan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina yang hingga tak kunjung berakhir.

Mantan Direktur pelaksana Bank Dunia atau Wolrd Bank itu menyebut, Eropa sudah mulai mengalami resesi di penghujung tahun 2022 ini, dan berlanjut hingga 2023 tahun depan. Kondisi serupa juga akan dihadapi China.

“China juga telah mengalami perlambatan yang disebabkan lockdown dan kondisi dunia, serta sektor properti. Bahkan angka PDB China di kuartal III belum keluar, tetapi akan tajam melemah,” kata dia.

Baru-baru ini, Inggris juga tengah dihantam permasalahan ekonomi lantaran pengelolaan APBN yang tidak kredibel. Hanya saja, Sri mengingatkan bahwa ini bukan berarti negara-negara emerging seperti Indonesia tidak sepenuhnya aman dari ancaman resesi.

“Meskipun seperti sekarang ini, emerging countries seperti India, Indonesia, Brazil, dan Meksiko misalnya, relatif dalam situasi cukup baik, bukan berarti tidak terpengaruh oleh kondisi eksternal. Meski ekonomi kita diproyeksikan tumbuh di atas 5 persen di 2022 dan 2023, bukan berarti kita tidak mewaspadai kondisi eksternal, karena itu mempengaruhi ekonomi kita,” pungkasnya.

Google News

Temukan kamu di Google News dan jangan lupa klik ikon bintang untuk mengetahui semua berita terbaru dari kami.

WhatsApp Channel

Follow WhatsApp Channel Holopis.com untuk mendapatkan 10 berita terbaru setiap hari dari tim Redaksi.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
HOLOPIS

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Pemerintah Kaji Penerapan Pita Cukai Digital

Pemerintah melalui Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah mengkaji terkait rencana penerapan pita cukai digital sebagai pengganti pita cukai konvensional.

Harga Beras RI Disebut Paling Mahal se-ASEAN, Bapanas Minta Masyarakat Tak Terprovokasi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta masyarakat tidak terprovokasi soal harga beras Indonesia yang disebut menjadi paling mahal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

Bapanas Anggap Isu Harga Beras Paling Mahal Se-ASEAN Cuma Jebakan

Harga beras di Indonesia disebut paling mahal di ASEAN. Pasalnya, perbedaan harga beras di Indonesia dengan negara ASEAN lainnya mencapai 20 persen.

Duh! Ini Deretan Saham Emiten Big Caps yang Banyak Dilego Asing

Sejumlah saham emiten big caps terpantau dilego oleh investor asing selama sepekan terakhir perdagangan, di mana saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis.