HOLOPIS.COM, MALANG – Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Toni Hermanto membantah isu yang beredar terkait adanya intimidasi dari pihak kepolisian terkait pembatalan autopsi yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung Kamis (20/10) besok.

Toni mengaku pihaknya sama sekali tak melakukan intimidasi kepada para keluarga korban tragedi Kanjuruhan untuk mencabut persetujuan autopsi.

“Tidak benar, sekali lagi tidak benar,” kata Toni kepada Holopis.com di RSSA Malang, Rabu (19/10).

Dia menegaskan, bahwa pihaknya telah menyampaikan semua informasi yang ada terkait agenda autopsi tersebut kepada para keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Toni pun meminta awak media untuk mengkonfirmasi langsung kapada pihak keluarga korban terkait hal tersebut.

“Silakan nanti dikonfirmasi untuk itu. Semua sudah diketahui publik informasi-informasi yang itu. Silakan media juga mengkonfirmasi itu,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, isu adanya intimidasi terhadap para keluarga korban disampaikan oleh Sekjen Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Andy Irfan.

Irfan mengatakan, bahwa terdapat sekelompok orang yang mengaku dari kepolisian melakukan intimidasi, dengan menyambangi rumah keluarga korban agar mencabut persetujuan autopsi jenazah korban tragedi Kanjurhan.

“Kemarin keluarga korban mengaku merasa terintimidasi. Mereka (Polisi) datang ke rumah keluarga korban untuk mencabut penyataan persetujuan autopsi,” kata Andy.

Merasa risih, pihak keluarga korban pun akhirnya mencabut persetujuan autopsi tersebut. Sehingga, upaya Aremania untuk mendapatkan fakta yang menyebabkan ratusan suporter Arema FC meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan belum bisa terwujud.