HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair menjadi Dewan Penasihat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada awal Januari 2020 lalu.
Diketahui, keduanya baru saja menggelar pertemuan di Istana Merdeka Jakarta, pada Rabu (19/10) tadi.
Dalam pertemuan itu, Kepala Negara didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno.
Luhut menyampaikan, dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi meminta Tony untuk membantu mempromosikan IKN Nusantara ke dunia Internasional, mengingat biaya pembangunan IKN yang tak sedikit.
“Presiden minta Tony Blair dan Tony Blair kebetulan menawarkan diri juga untuk membantu promosikan ibu kota baru ini ke internasional,” kata Luhut dalam siaran pers yang diterima Holopis.com, Rabu (19/10).
Luhut mengatakan, Blair mengusulkan agar pemerintah melakukan promosi ke sejumlah negara-negara besar, seperti Uni Emirat Arab hingga China. Blair juga mengusulkan pemerintah menawarkan proyek IKN ke perusahaan Asing di Asia.
“Tadi pikiran dari Pak Tony Blair, pengusaha dari pemerintah maksudnya dari Uni Emirat Arab dengan Tiongkok. Kemudian, tadi Saudi dengan Korea itu joint company,” ujar Luhut.
Luhut melanjutkan, selain perusahaan asing, perusahaan asal Indonesia juga diharapkan dapat turut andil dalam pembangunan IKN yang rencananya akan dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Perusahaan dari Indonesia itu nanti bahu-membahu dalam membangun IKN karena pembangunan ini bukan hanya gedungnya saja, tetapi seperti Presiden sampaikan, termasuk juga kepada rohnya,” kata Luhut.
Luhut menambahkan, Tony Blair mengaku puas dengan kegiatan bertajuk ‘IKN : Sejarah Baru Peradaban Baru’ yang telah berlangsung pada Selasa (18/10) kemarin.
Dalam kegiatan tersebut, Jokowi mengajak para investor untuk berinvestasi di IKN. Jokowi juga menyampaikan, bahwa pemerintah akan menjamin dasar hukum serta keuntungan dengan berinvestasi di IKN Nusantara.