HOLOPIS.COM, JAKARTA – Penyebab kecelakaan truk tangki Pertamina di Jl Transyogi, Bekasi, Jawa Barat, ternyata disebabkan oleh dua faktor utama.

Plt Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan menjelaskan, kecelakaan yang menewaskan 10 orang tersebut disebabkan kondisi pengereman yang mengalami kerusakan.

“Berdasarkan hasil investigasi dan analisis, truk trailer tangki mengalami kegagalan pengereman. Itu disebabkan persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas sehingga tidak cukup kuat untuk melakukan pengereman,” kata Wildan dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Selasa (18/10).

Wildan mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, sopir truk tangki mengakui sudah mendengar adanya suara mendesis seperti kebocoran udara dan berpengaruh kepada rem yang tidak pakem.

Mendengar suara tersebut, sopir sekaligus tersangka tersebut menghentikan laju kendaraannya dan mencoba melakukan pemeriksaan. “Namun saat diperiksa, sopir tidak menemukan sumber suara desis hingga truk tangki melanjutkan perjalanan,” bebernya.

Saat di perjalanan, truk tengah berada di posisi gigi 5 dan kondisi rem kembali alami kerusakan. Sebagai langkah antisipasi, sopir kemudian mencoba berpindah ke lajur 1 dan berusaha menghentikan laju truk dengan cara menginjak pedal rem kaki serta memindahkan roda gigi rendah.

“Sopir mencoba menarik handbrake dan rem trailer, namun truk trailer tangki tidak melambat sehingga terjadi tabrakan beruntun,” tukasnya.

Wildan kemudian menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, penurunan udara tekan dipicu oleh kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan travel stroke kampas rem.

“Faktor rem yang tidak pakem mempengaruhi angin pada tabung berkurang lebih cepat,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, terjadi kecelakaan truk tangki milik PT Pertamina di kawasan CBD, Cibubur pada Senin, 18 Juli 2022 lalu. Akibat kecelakaan tersebut, 10 orang dinyatakan meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.