HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof Mohammad Mahfud MD meminta Polri untuk bangkit dan berbenah diri.

Hal itu disampaikan Mahfud MD guna menyikapi dugaan kasus narkoba yang menyeret Irjen Pol Teddy Minahasa Putra.

Dia menegaskan, bahwa di era serba digital seperti saat ini, dimana informasi begitu mudah didapat membuat kejahatan yang dilakukan sulit untuk ditutupi.

“Harus sadar informasi tidak bisa ditutupi, media sosial yang begitu masif. Tidak bisa lagi kita melakukan sesuatu kemudian bersembunyi,” kata Mahfud dalam keterangan resmi yang diterima Holopis.com, Minggu (16/10).

Menurutnya, jalan satu-satunya bagi Polri untuk kembali memperoleh kepercayaan publik adalah dengan melakukan konsolidasi internal, dengan menghilangkan friksi-friksi yang ada.

Hal itu disampaikan Mahfud setelah menghadiri Dies Natalis ke-65 Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabu (15/10).

“Satu-satunya jalan kalau Polri ingin bangkit, ya harus konsolidasi internal, hilangkan friksi-friksi,” ujarnya.

Dia menegaskan, bahwa lembaga penegak hukum itu harus mulai bersatu dalam perbedaan masa lalu untuk bersatu ke masa depan.

“Itu kalau Polri mau bagus, kalau nggak ya susah,” tukas Mahfud.

Sebagaimana diberitakan Holopis.com sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa Irjen Pol Teddy Minahasa diduga terlibat dalam kasus peredaran narkoba yang diselidiki Polda Metro Jaya.

Sigit menjelaskan, keterlibatan jenderal bintang dua itu diketahui dari penyidikan jaringan narkoba yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya.

Penyidikan itu berdasarkan laporan masyarakat, dilakukan pendalaman, ditangkap tiga warga sipil. Dari situ dilakukan pengembangan ternyata terdapat keterlibatan anggota Polisi berpangkat bripka dan kompol dengan jabatan kapolsek.

Kini, mantan Kapolda Sumatera Barat itu telah ditempatkan pada tempat khusus (patsus) di Provos Propam Polri.