HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Eksekutif Piala Dunia 2022 Qatar, Nasser Al Khater menilai bahwa anggapan segelintir negara di Eropa, termasuk Inggris dan Wales tidak mengerti situasi yang ada.
Hal itu dikatakannya, berkaca pada isu miring soal Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap pekerja migran, terkait pembangunan fasilitas pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.
“Banyak orang yang berbicara tentang masalah kesejahteraan pekerja ini. Mereka bukan ahli dalam industri ini, dan mereka bukan ahli dalam apa yang mereka bicarakan,” ucap Nasser, sebagaimana dikutip Holopis.com dari Sky News, Jumat (14/10).
“Saya merasa bahwa mereka berkewajiban, bahwa mereka perlu berbicara. Saya pikir mereka perlu benar-benar membaca dan mendidik diri mereka sendiri sedikit lebih banyak tentang apa yang terjadi di lapangan di Qatar,” tambahnya.
Nasser juga menanggapi pertemuan yang telah terjadi, antara kelompok kerja UEFA dengan FIFA di Swiss, yang menyangkut soal hak-hak buruh di Qatar.
“Jadi ketika orang-orang keluar dan berkata ‘Ya’, kami setuju bahwa perlu ada semacam dana kompensasi. Mereka sejatinya hanya membaca selembar kertas saja,” katanya.
“Jadi mari kita serahkan itu pada para ahli, dan mari kita fokus pada sepakbola. Biarkan administrator sepakbola fokus pada tim mereka,” sambungnya.
Diketahui, sebelumnya diisukan bahwa pembangunan infrastruktur persiapan Piala Dunia 2022 Qatar yang dikerjakan para migran, dianggap melanggar HAM.
Dikabarkan tiga orang dilaporkan tewas terkait dengan pekerjaan Stadion, namun banyak yang menganggap bahwa sejatinya masih ada pekerja migran yang tewas ketika mengerjakan infrastruktur Piala Dunia 2022 di Qatar.
Atas hal itu sekelompok negara di Eropa rajin menyoroti persiapan Piala Dunia 2022 Qatar, dengan keprihatinan mendalam tentang penderitaan pekerja migran, dimana turut diklaim juga bahwa kompensasi yang diberikan jauh dari batas wajar.