“Salah guna yang dimaksud adalah antibiotik yang digunakan tidak pada tempatnya. Misalnya infeksi virus, tapi dikasihnya antibiotik. Pada awal pandemi Covid-19, banyak sekali pasien mendapat antibiotik macam-macam, yang menyebabkan perubahan dalam resistansi kuman,” sambungnya.

Dampak dari hal tersebut, lanjut Zubairi, pasien menjadi lebih lama saat dirawat di rumah sakit akibat resistan ini. Hal itu tentu akan berdampak pada sisi ekonomi, dimana biaya untuk pasien bertambah karena lama di rumah sakit. Selain itu, tingkat kematian pun akan menjadi lebih tinggi.

“Resistan terhadap antibiotik bisa terjadi di manapun. Bisa di India, Amerika, Indonesia, dan ke siapa saja. Tidak tergantung usia. Contohnya di India tadi. Artinya dari bayi baru lahir sampai usia lanjut ya berisiko resistan terhadap antibiotik,” tukasnya.

Oleh sebab itu, Zubairi mengimbau agar lebih bijak dalam memakai antibiotik. Ia berpesan agar penggunaan antibiotik mengikuti resep dari dokter.

“ita harus mulai lebih hati-hati dalam memakai antibiotik. Kalau tidak ada indikasi dan resep dari dokter, ya jangan konsumsi, atau jangan juga melanjutkan resep antibiotik milik salah satu teman atau keluarga, karena merasa punya penyakit sama,” pungkasnya.