Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024

Masyarakat Indonesia Tanggap Bencana dengan Informasi Peringatan Dini

Muhammad Ibnu Idris
Muhammad Ibnu Idris
Penikmat sambal matah dan sambal bajak.

Posisi Indonesia dari segi geografisnya merupakan daerah yang rawan bencana. Indonesia berada di daerah tropis, di antara dua samudera dan dua benua, serta terletak pada pertemuan lempeng-lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik. Selain itu Indonesia juga dilalui jalur Rings of Fire, jalur deretan gunungapi Pasifik yang membentang sepanjang kepulauan Indonesia. Hal-hal yang disebutkan di atas menjadikan wilayah Indonesia rentan akan bencana hidrometeorologis dan geologis.

Seakan tiada habisnya, bencana alam di Indonesia terus terjadi. Kabar bencana terus diberitakan di media massa. Tak hanya Ibu Kota Jakarta yang setiap tahun menjadi berita akibat bencana, bencana lain dari seluruh penjuru nusantara, dari Sabang sampai Merauke kerap jadi kabar utama di media TV nasional. Banjir, tanah longsor, gempabumi hingga erupsi gunung merapi terus menerus melanda negeri, menunjukkan bahwa Indonesia adalah negeri kaya bencana.

Potensi bencana yang begitu besar menuntut semua kalangan di negeri tercinta kita Indonesia, berpikir keras untuk mengantisipasi dampak bencana. Masyarakat yang mengalami bencana secara langsung harus tanggap menyambut datangnya bencana yang bias terjadi kapan saja. Salah satu bentuk tanggap bencana yang dapat dilakukan oleh masyarakat ialah dengan memahami dan peduli dengan informasi peringatan dini bencana yang dikeluarkan pemerintah Indonesia melalui lembaga-lembaga kebencanaannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti sistem peringatan dini atau Early Warning System adalah tata cara pemberitahuan seawall mungkin tentang datangnya ancaman, bahaya dan sebagainya. Keberadaan sistem peringatan dini bencana begitu penting untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi resiko bencana, serta persiapan tindakan tanggap darurat.

Informasi Peringatan Dini Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007, peringatan dini melalui beberapa tahapan yaitu (1) pengamatan gejala bencana, (2) analisis hasil pengamatan gejala bencana, (3) pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang, (4) penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana, (5) pengambilan tindakan oleh masyarakat. Tahapan-tahapan ini kemudian disebut sebagai sistem peringatan dini bencana. Integrasi antar tahapan tersebut dalam sistem ini harus diselenggarakan dengan seimbang sehingga menghasilkan manfaat yang optimal dan efektif.

Informasi peringatan didapatkan dari pengamatan bencana, hal ini hanya dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang, tidak semua informasi dapat diterima mentah-mentah, hanya informasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah terkait yang dapat dijadikan acuan.

Meski kecepatan reaksi sangat diperlukan dalam kondisi gawat darurat ketika bencana, namun masyarakat ketika menerima informasi peringatan dini bencana harus tetap tenang, bijak dan memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari lembaga yang berkompeten dan bukan hoaks. Jangan mudah terpancing oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Lembaga pemerintah seperti BMKG, BNPB dan PVMBG merupakan contoh lembaga yang memberikan informasi peringatan dini. BMKG dalam fungsinya memberikan informasi yang berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika. BNPB memberikan informasi penanggulangan bencana, mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Serta PVMBG memberikan informasi terkait aktivitas gunung api.

Contoh sederhana manfaat peringatan dini misalnya informasi tinggi gelombang perairan yang dikeluarkan BMKG. Nelayan dan jasa angkutan laut harus memanfaatkan informasi ini sebagai upaya keselamatan. Contoh lain misal informasi curah hujan, prakiraan cuaca serta potensi banjir, dengan mengetahui informasi tersebut lebih awal, langkah antisipasi dapat dilakukan, salah satunya menaikkan perabot rumah tangga atau mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Kita tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa di manapun kita berada, potensi bencana tetap ada. Meskipun aman dari satu jenis bencana, bias jadi kita terancam dengan bencana lainnya. Oleh karena itu dengan dipahaminya informasi peringatan dini bencana sedini mungkin, diharapkan kerugian akibat bencana dapat dikurangi.

Mari kita doa kan saudara saudari kita di tanah air yang saat ini sedang tertimpa bencana diberi ketabahan dan bencana yang akhir-akhir ini melanda negeri tercinta kita Indonesia segera teratasi dan tidak terulang kembali.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

berita Lainnya
Related

Kesenjangan Komunikasi Antar Generasi

Teori generasi akhir-akhir ini semakin populer, terutama karena perbedaan mencolok antar generasi yang sering kali menyebabkan hubungan menjadi rumit dan terpolarisasi.

Apa Benar Starlink Berbahaya Bagi Indonesia ?

Oleh : Dr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo / Pengamat Telematika, Multimedia, AI & OCB, sekaligus Magister Kesehatan Masyarakat (Public Health) UGM Asli.

Prof Salim Said, Tokoh Pers yang Meninggal di Tengah Revisi UU Penyiaran

Oleh : Dr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo / Oleh : Dr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo / Mantan Ketua 1 Korps Mahasiswa Komunikasi (1990-1991) UGM asli di Jogja.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru