HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memberikan tak sedap terkait potensi resesi yang mengancam sejumlah negara pada tahun depan.

Dikutip Holopis.com dari laporan terbaru IMF bertajuk World Economic Outlook : Countering the Cost-of-Living Crisis, sebanyak 31 negara atau hampir separuh dari total 72 negara di dunia bakal masuk jurang resesi ekonomi pada tahun 2023.

IMF menjelaskan, hal itu terjadi lantaran kontraksi dalam PDB riil yang berlangsung selama setidaknya dua kuartal berturut-turut. Resesi tersebut biasa disebut oleh sejumlah ekonom sebagai resesi teknis.

“Ada sekitar 43 persen negara dengan perkiraan data ekonomi kuartalan mengalaminya (resesi) atau 31 dari 72 negara, lebih dari sepertiga PDB dunia,” tulis laporan tersebut.

Perlu Sobat Holopis ketahui, resesi adalah kondisi dimana produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara berada di bawah 0 (negatif) selama dua kuartal berturut-turut.

Dalam laporan IMF sebelumnya di bulan Juli 2022 lalu, jumlah negara yang berpotensi masuk jurang resesi hanya sebesar 15 persen. Jika dibandingkan dengan proyeksi sekarang, jumlah negara yang akan mengalami resesi teknikal itu naik dua kali lipat.

Meski tidak semua negara mengalami kejatuhan ekonomi, IMF memperingatkan terjadi perlambatan ekonomi. Kondisi ini akan membuat banyak orang di dunia merasakannya seperti resesi.

IMF dalam laporan tersebut memproyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 sebesar 2,7 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,9 persen. Sedangkan untuk tahun ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi global berada di level 3,2 persen.

IMF juga memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan, dari yang semula 5,2 persen menjadi hanya 5 persen. Sementara untuk tahun 2022 ini, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,3 persen.

Tak hanya Indonesia, IMF juga turut memangkas proyeksi ekonomi negara-negara ASEAN lain pada 2023. Pertumbuhan ekonomi Vietnam turun menjadi 6,2 persen dari 7 persen. Lalu Filipina menjadi 5 persen dari 6,5 persen, dan Malaysia menjadi 4,4 persen dari 5,4 persen.

Dari sejumlah negara di ASEAN, hanya Thailand yang mengalami kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023. Pertumbuhan ekonomi Thailand diperkirakan naik menjadi 3,7 persen, dari yang semula hanya 2,8 persen.

Laporan yang dikeluarkan IMF itu menyatakan ekonomi global mengalami sejumlah tantangan yang bergejolak karena lonjakan inflasi di sejumlah negara, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, konflik Rusia-Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya usai.

“Lebih dari sepertiga ekonomi global akan terkontraksi tahun ini atau tahun depan. Sementara tiga ekonomi terbesar (yaitu) Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China akan terus melambat,” tulisnya.