HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan beberapa hikmahnya bagi yang merayakan, tersedia di artikel ini.
Maulid Nabi berarti hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan diperingati pada 12 Rabiul Awal. Tahun ini, Maulid Nabi itu sendiri diperingati pada Sabtu (8/10).
Dilansir Holopis.com dari NU Online, Sabtu (8/10), sebelumnya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (LF PBNU) sudah mengabarkan 1 Rabiul Awal 1444 H pada Selasa (27/9) lalu. Maka dari itu, Sabtu (8/10) diperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Singkat Maulid Nabi
Nabi Muhammad SAW lahir hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Ketika itu belum ditentukan penaggalan hijriah, maka dari itu disebut tahun Gajah.
Peringatan Maulid Nabi itu sendiri sejak tahun kedua hijriah, sejatinya telah dilakukan masyarakat muslim bangsa Arab.
Hal tersebut sebagaimana merujuk dalam kitabnya Nuruddin Ali, yakni Wafa’ul Wafabi Akhbar Darul Mustafa.
Dijelaskan juga dalam catatannya, dimana Khaizuran (170 H/786 M) datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlokasi di Masjid Nabawi.
Kemudian Khaizuran datang ke Makkah setelah dari Madinah, dan juga memerintahkan penduduk untuk ikut serta merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sementara peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri ada pada sekitar tahun 1404 M, tepatnya di masa Wali Songo.
Peringatan Maulid Nabi di Indonesia dinilai beragam, berbagai macam istilah seperti perayaan Syahadatin, Maulid Nabi juga disebut Gerebeg Mulud.
Menariknya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, orang-orang atau masyarakat biasanya mendatangi makam para wali untuk berziarah, atau pun ada yang menggelar acara pengajian untuk memperingatinya.
Hikmah Memperingati Maulid Nabi
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas bershalawat
- Meningkatkan rasa syukur terhadap Rasulullah SAW
- Sebagai bentuk cinta umat muslim kepada Nabi Muhammad SAW
- Menambah kecintaan umat muslim kepada Nabi Muhammad SAW
- Mempelajari dan mempraktikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW