HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi wahyudi mengaku sudah meminta pihak Imigrasi untuk mencekal terduga bos judi online, Jhoni alias Apin BK dan keluarganya untuk keluar dari Indonesia.
“Polda Sumut sudah meminta Imigrasi untuk mencekal keluarga Apin, pencekalan selama 20 hari ke depan,” kata Kombes Pol Hadi dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Sabtu (8/10).
Kemudian, ia juga menyebut bahwa keluarga Apin termasuk anak dan istrinya tidak kooperatif dengan aparat sehingga polisi kesulitan untuk menangkap pria yang juga bersatatus sebagai Bendahara Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara (MPW PP Sumut) itu.
“Penyidik akan terus mendalami terhadap keluarga,” ujarnya.
Bahkan ia pun mengancam sanksi pidana bisa dijeratkan kepada anak dan istri Apin jika masih tetap tidak koperatif apalagi mencoba terus menutupi informasi keberadaan buronan kasus judi online itu.
“Tidak menutup kemungkinan penyidik juga akan meminta pertanggungjawaban hukum atau pidana kepada keluarganya,” lanjut Kombes Pol Hadi.
Kemudian, Apin diketahui meninggalkan Indonesia untuk kabur ke Singapura, sehingga Polda Sumut pun mengajukan red notice kepada Interpol agar bisa dibantu untuk mencari dan menangkapn Apin BK.
Ditreskrimsus Polda Sumatera Utara resmi menyita aset-aset milik buronan bos judi online terbesar di Sumatera Utara bernama Jhoni alias Apin BK. Aset yang disita oleh polisi tersebut berada di Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada hari Jumat (23/9).
Penyitaan aset ini usai majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuk Pakam menetapkan putusan penyitaan aset, antara lain;
1. Markas judi online milik Apin di Kafe Warna-warni
2. Bangunan di seberang kafe Warna-warni
3. Bangunan yang letaknya tak jauh dari lokasi kafe Warna-warni
