HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid merasa heran mengapa polisi malah fokus memeriksa minuman keras yang kabarnya ditemukan dari dalam kawasan Stadion Kanjuruhan.

“Heran saja, kenapa Polisi kok fokus temuan botol miras. Kenapa nggak sekalian periksa batu dan kayu. Nggak make sense,” kata Habib Syakur, Sabtu (8/10).

Ia menilai seharusnya, Polisi lebih fokus mendalami sesuatu yang substantif.

“Di sana ada tembakan gas air mata, itu yang didalami kenapa ada tembakan gas air mata, siapa yang kasih perintah. Yang kasat mata sudah jelas situasinya seperti apa,” ujarnya.

Ulama asal Kota Malang ini menyampaikan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang telah menetapkan 6 tersangka, termasuk Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Akhmad Hadian Lukita.

Hanya saja ia meminta agar kasus ini bisa dituntaskan oleh aparat penegak hukum secara adil. Salah satunya adalah dengan menonaktifkan terlebih dahulu jajaran Polri yang diduga terkait.

“Kapolres Malang sudah dicopot, tapi copot juga Kapolda Jawa Timur Nico Afinta, non aktifkan dulu Ketua PSSI Iwan Bule. Insya Allah kasusnya bisa cepat tuntas,” paparnya.

Pun demikian, ia mempercayakan pemerintah yang turun langsung menangani kasus tersebut melalui Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) uang dipimpin oleh Mahfud MD.

“Saya percaya prof Mahfud mampu menuntaskan melalui instrumen TGIPF,” tandasnya.

Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan, bahwa pihaknya menemukan puluhan botol minuman keras yang diduga oplosan di kawasan Stadion Kanjuruhan, yakni persis saat peristiwa kerusuhan di Stadion tersebut berlangsung, Sabtu (1/10) malam.

“Di area stadion, memang ditemukan barang bukti diduga miras sebanyak 46 botol,” kata Irjen Pol Dedi kepada wartawan hari ini.

Kemudian, terhadap temuan botol miras itu, pihaknya sedang melakukan pendalaman. “Untuk temuan ini sedang dilakukan pemeriksaan di labfor,” jelasnya.