Advertisement
Categories: Olahraga

Timmy Setiawan Beberkan 2 Hal Penting Soal SOP di Luar Stadion

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Timmy Setiawan selaku Mantan FIFA Security Officer, menyampaikan dua hal penting soal Standard Operating Procedure (SOP) untuk di bagian luar stadion.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi total sepakbola di Indonesia. Hal tersebut diinstruksikannya berkaca pada tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban jiwa.

“Pertama, memang harus ada tempat yang steril untuk base pemain, untuk base official, itu punya drop off sendiri yang tidak bisa dikerumunin orang. Pemain bisa masuk ke dalam basement, dan tidak bisa dilihat penonton. Jadi ada pemisah,” ucapnya dalam acara Ruang Tamu Holopis Channel, Jumat (7/10).

Maka dari itu, penerapan SOP pun tak lepas dari fokus pemerintah, agar kejadian luar biasa di Stadion Kanjuruhan tak terulang kembali.

Terkait hal ini, Timmy Setiawan pun turut menyampaikan beberapa poin yang bisa jadi acuan mengenai SOP di luar stadion, yang tepat sebagaimana mestinya.

Lanjutnya, Timmy menyontohkan Stadion Jakarta International Stadium (JIS), dimana hal tersebut telah diterapkan, sehingga pemain bisa aman.

“Kalau dari segi bisnis, semua pemain kan selebriti dan punya aset nilai bisnis. Jadi tidak bisa orang sembarangan minta foto, dan ada pembatas-pembatas. Itu yang pertama,” sambungnya.

“Kedua, penonton juga harus dimanjakan. Harus diberi fasilitas lengkap. Jadi dalam satu kompartemen dia sudah punya toilet, tempat sholat, juga secara tertib yang jual-jual minum, semua harus terkendali,” katanya.

Timmy menambahkan, Sistem ini harus betul-betul dijaga dan jangan sampai ada ketidakadilan di sana.

“Saya percaya, misalnya dulu kita tidak pernah meyangka suatu saat naik busway betul-betul tertib. Karena adanya alat bernama tune style, jadi masuk itu hanya bisa satu persatu. Kepada mesin semua orang bisa taat. Tapi kalau masih manusia yang ngatur, kemungkinan masih bisa bocor,” ujarnya.

“Dengan demikian sampai di stadion besar pun di tempat yang high risk mereka menggunakan tune style yang full body. Seperti kalau mau diliat di Pakansari, seperti masuk ke satu ruangan, di mana hanya satu persatu yang punya tiket itu, dan tidak bisa satu tiket ngaku untuk dua orang. Tapi dengan adanya alat-alat dengan mesin, lama kelamaan kita taat seperti naik busway tadi,” sambungnya.

Kondisi-kondisi tersebut lah yang kemudian menjadi harapan bersama ke depannya soal sepakbola dalam negeri.

Share
Published by
Achmad Husin Alifiah

Recent Posts

Ratu Tisha Datangi Markas Unggul FC Malang, Sebut Fasilitasnya Jempolan Banget

Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha mengunjungi markas Unggul FC Malang di Unggul Sport Center…

3 menit ago

Indonesia vs Filipina : The Azkals Ngeluh Soal Waktu, Skuad Garuda Malah Diuntungkan

Timnas Indonesia akan menjamu Filipina di laga lanjutan fase grup Piala AFF 2024. The Azkals…

18 menit ago

Pabrik Uang Palsu di Kampus UINAM Gowa Sudah Beroperasi Sejak 2010

Mencengangkan, ternyata pabrik uang palsu di Kampus Universitas Islam negeri (UIN) Alauddin Makassar sudah berlangsung…

33 menit ago

Hamish Daud Polisikan Perusahaan Sampah yang Menyeret Namanya

Aktor Hamish Daud yang didampingi oleh tim kuasa hukumnya, Sandy Arifin dan Wijayono Hadi Sukrisno…

48 menit ago

Everton Resmi Ganti Kepemilikan, Kini Dipegang Taipan AS Dan Friedkin

Everton secara resmi telah berganti kepemilikan, dimana kini telah dipegang oleh taipan asal Amerika Serikat…

1 jam ago

Beri Rasa Aman Selama Nataru, Polda Sulsel Terjunkan 2.900 Personel

Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar apel pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 pada hari…

1 jam ago