HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa sebagain besar korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan mengalami Asfiksia atau biasa disebut kematian karena kekurangan udara.
Selain itu, Sigit juga menyampaikan bahwa ada pun korban yang mengalami trauma di kepala hingga korban patah tulang.
“Korban yang mengalami patah tulang, yang mengalami trauma di kepala (thorax) dan juga sebagian besar yang meninggal mengalami asfiksia,” ungkap Sigit, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com dalam sesi konpers, Kamis (6/10).
Selanjutnya Sigit menambahkan, korban tewas tragedi Kanjuruhan diakibatkan karena desak-desakan di bagian pintu keluar. Hal itu terjadi karena pintu-pintu yang ada tidak sepenuhnya.
“Seharusnya lima menit sebelum pertandingan berakhir seluruh pintu seharusnya dibuka. Namun saat itu, pintu dibuka tetapi tidak sepenuhnya. Hanya berukuran kurang 1,5 meter.
Kemudian terjadi desak-desakan yang mengakibatkan kemudian terjadi sumbatan di pintu-pintu tersebut hampir 20 menit,” tambahnya.
Dalam hal ini sebelumnya Sigit menegaskan bahwa ada enam tersangka tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Sebagai berikut.
1. Ir. AHL, Direktur Utama PT LIB.
2. AH, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan
3. SS, Security Officer
4. Wahyu SS dari pihak kepolisian
5. H dari pihak kepolisian
6. BSA dari pihak kepolisian.