“Tapi kami nggak menyerah, makanya kami terus minta info dari siapa pun juga, siapa pun punya video,” tegasnya.

Andika kemudian mengklaim, berbagai tindakan tegas yang diambilnya tersebut dikarenakan oknum TNI itu telah menyerang warga tanpa dasar.

“Yang seperti di video ya, itu kan beberapa, beberapa oknum itu kan mereka menyerang masyarakat atau individu yang juga tidak menyerang mereka, bahkan juga membelakangi. Itu menurut saya sangat sangat nggak bagus,” bebernya.

Andika mengatakan sejumlah oknum TNI yang menyerang warga di Kanjuruhan itu menyalahi aturan. Andika menegaskan perbuatan itu tak dibenarkan sama sekali.

“Ya lebih ke tadi, tindakan yang dilakukan ini, yang dilakukan prajurit ini kan sama sekali tidak apa ya, merespons terhadap masalah yang terjadi. Nah, kalau masalah yang terjadi ada orang yang jalan di depannya terus tahu tahu diberikan tindakan kekerasan seperti yang kita lihat di video, kan itu menyalahi sekali,” tukasnya.

Andika lantas menjelaskan prosedur keterlibatan TNI dalam penanganan massa. Menurut dia, TNI biasanya berada di lapisan terakhir.

“Protapnya kita sebagai lapisan ketiga, jadi polisi itu kan ada SOP, SOP bila terjadi misalnya emergency response awal itu siapa, apakah Sabhara. Yang seingat saya yang terakhir itu Brimob ketiga, nah kita itu keempat, biasanya begitu. Tapi itu yang menggerakkan adalah dari pimpinan dari Polri di situ yang menerima BKO,” bebernya.