HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ahli Tata Negara, Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan, bahwa perlu merefleksi amanat reformasi 98 untuk menyambut 2045, Indonesia emas.
“Paling tidak ada evaluasi, itu harus ada kesediaan kita mau mengadakan evaluasi. Apalagi kita kan menghadapi 20 tahun menuju Indonesia Emas,” kata Prof. Jimly di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (1/10).
Menurutnya, 24 tahun reformasi merupakan masa yang tepat untuk mengevaluasi, terutama dalam mempersiapkan Indonesia emas.
“Jadi memang sekarang ini momentum untuk evaluasi jadi kalo ada ide-ide yang agak spektakuler, ide-ide yang agak nyeleneh ya kita pertimbangkan aja,” ucapnya.
Meski demikian, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, menegaskan ada amanat hal yang tidak bisa dilanggar dalam evaluasi, salah satunya pembatasan kekuasaan dua periode.
“Tapi ada prinsip-prinsip dasar yang nggak boleh kita khianati, seperti misalnya pembatasan kekuasaan, itu adalah esensi reformasi konstitusi itu tahun 99,” ujarnya.
“Dua periode itu, jangan menghianati menjadi tiga periode, karena ini kalau dibiarkan ini gejala umum,” sambungnya.
Kemudian Jimly menyebutkan, bahwa fenomena ini sudah terjadi di beberapa negara, seperti Putin yang bisa menjadi presiden seumur hidup atau Xi Jinping yang sudah memproklamirkan menjadi presiden sampai mati.