HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ahli Tata Negara Prof. Jimly Asshiddiqie mengatakan, Indonesia masih memiliki budaya feodal sehingga menjadi masalah serius saat ini.
“Ada masalah serius yang kita warisi, kita menginginkan modernisasi pelembagaan politik tapi pada saat yang sama kita masih mewarisi budaya feodal. Ini yang menimbulkan masalah,” kata Jimly seperti dikutip Holopis.com dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu (1/10).
Selain itu, memasuki era disrupsi terutama dalam bidang Information and Communications Technology (ICT) menyebabkan masalah baru.
“Komunikasi publik menjadi diss komunikasi, informasi menjadi miss informasi, dan ini gejala yang saya namakan begini, kita memerlukan pelembagaan politik tapi yang terjadi deinstitusionalisasi,” ujar Jimly.
Akademisi tersebut menjelaskan, deinstitusionalisasi merupakan tindakan pejabat yang membuat pernyataan namun tidak jelas apakah pendapat personal atau institusi sehingga terasa bias.
“Padahal kita membutuhkan institusionalisasi untuk memodernisasi budaya feodal itu tadi, nah akibatnya budaya feodal merajalela,” tuturnya.
Kemudian ia menyebutkan, fenomena ini yang menyebabkan produk feodalisme langgeng di dunia perpolitikan.
“Itulah yang menjelaskan kenapa politik dinasti di semua partai di semua institusi, termasuk tokoh-tokoh pejabat yang tadinya sangat merah begitu masuk ke dalam struktur politik jadi biru darahnya,” terangnya.
“Nah maka ide-ide yang muncul itu menghambat kepada kekuasaan, ditopang oleh budaya feodal itu,” sambungnya.