HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan persoalan krisis global, yakni ancaman ekonomi dunia yang lesu, dan krisis pangan dalam sidang majelis umum perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Dalam sidang yang berlangsung di New York, Senin (26/9) waktu setempat tersebut, Ia menekankan pentingnya multilateralisme guna atasi krisis, serta pelaksanaan G-20 untuk menjawab tantangan global.

“Seluruh dunia menggantungkan harapannya pada negara-negara G-20 untuk menjadi katalis pemulihan ekonomi global, terutama di negara berkembang. G-20 tidak boleh gagal. Pemulihan global tidak boleh tergantung pada kondisi geopolitik,”  kata Menlu Retno Marsudi seperti dilansir dari youtube United Nations, Selasa (27/9).

Retno Marsudi menjelaskan, jika ancaman terhadap krisis tersebut tidak diselesaikan, tentunya akan sangat membahayakan keselamatan miliaran orang di dunia ini, terutama pada negara-negara berkembang. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh dunia untuk mulai bertindak secara nyata.

“Kita harus segera bertindak untuk atasi krisis pangan dan energi, dan hindari krisis pupuk. Jika tidak miliaran orang terancam, terutama di negara berkembang,” lanjutnya.

Menlu Indonesia kemudian juga menyinggung penyelesaian konflik Palestina dan Afganistan dengan menggunakan paradigma kolaborasi sebagai terobosan, serta menyinggung posisi Indonesia terhadap konflik tersebut.

“Indonesia akan berdiri kokoh dalam solidaritas dengan saudara-saudara Palestina kita. Rakyat Afganistan juga layak hidup damai dan sejahtera di mana hak-hak semua orang termasuk dengan perempuan sama-sama dihormati, termasuk akses pendidikan terhadap perempuan dan anak-anak diberikan,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai negara non-blok, yang di mana menunjukkan politik bebas aktif sebagai pedoman politik luar negeri bangsa ini.