HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatin Indonesia masih impor aspal dari negara lain dengan jumlah yang sangat besar, yakni sekitar lima juta ton per tahun.

Padahal, kata dia, potensi tambang aspal yang ada di Pulau Buton, Sulawesi Utara sangat besar untuk digarap. Namun Pabrik dalam negeri justru tidak beroperasi.

“Yang problem adalah kita ini malah impor sampai kurang lebih 5 juta ton per tahun. Di sini produksi malah tidak dijalankan, impor terus,” ujar Jokowi, Selasa (27/9).

“Tadi saya cek yang miliknya WIKA tapi ternyata macet, udah itu aja,” imbuhnya.

Jokowi berharap, ke depannya potensi ini bisa dikembangkan, sehingga Buton tidak hanya sekadar sebagai pertambangan aspal, melainkan bisa menjadi pusat industri aspal di Indonesia yang bisa menghasilkan nilai tambah.

Atas dasar itu, Orang nomor satu di Indonesia itu mempersilahkan para investor, baik itu dari pihak BUMN, swasta hingga asing untuk berkontribusi dalam proses hilirisasi tambang aspal di Buton, sehingga Buton mampu menjadi pusat industri aspal di Indonesia.

“Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. Silakan BUMN, silakan swasta, join dengan asing juga silahkan. Tetapi kita ingin ada nilai tambah dari aspal di buton,” katanya.

“Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini. Sehingga kita harapkan Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang ya,” tambahnya.

Selaras dengan hal tersebut, serta dengan besarnya potensi yang dimiliki Buton, Jokowi menargetkan dua tahun dari sekarang, yakni pada tahun 2024 mendatang, Indonesia akan stop impor aspal.

“Sehingga tadi sudah kita putuskan. 2 tahun lagi tidak ada impor aspal,” jelasnya.

“Karena ada potensi 662 juta ton di sini, gede sekali. Sehingga kalau setahun impor 5 juta, itu kita kira-kira masih 120 tahun, ini bisa kita olah aspal yang ada di sini,” tambahnya.