HOLOPIS.COM, YOGYAKARTA – Sebanyak 30 rektor dan pimpinan perguruan tinggi di Yogyakarta menyampaikan seruan moral tentang Pemilihan Umum 2024 dan demokrasi.
Seruan ini disampaikan oleh para akademisi tersebut di Balairung, Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/9).
Seruan moral yang diberi judul Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat itu dibubuhi tanda tangan seluruh rektor yang hadir baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Yang bertugas membacakannya adalah oleh Rektor UGM Prof Ova Emilia.
Sebelum seruan moral disampaikan, para rektor memanjatkan doa untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa, yang dipimpin oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. phil. Al Makin.
Mengawali seruan moral ini, Prof. Ova Emilia menyampaikan, bangsa Indonesia harus bersyukur atas banyak perkembangan baik yang telah diraih di usia Indonesia yang ke-77. Meski tidak menutup mata bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan. Semuanya merupakan hasil kerja kolektif para pendiri bangsa, pemimpin, dan rakyatnya.
Perhatian utama para rektor yang sebagian besar adalah guru besar dari berbagai kampus ini adalah pada agenda konstitusional bangsa yang akan dihadapi pada tahun 2024, yaitu Pemilu.
Pemilu di mata para pimpinan perguruan tinggi ini merupakan aktualisasi nilai, perjuangan kebangsaan, dan pembangunan konsensus demokrasi yang mulia.
“Jika Pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa,” ungkap Prof. Ova membacakan seruan moral di depan para rektor dan civitas akademika.
Seruan moral ini berisi 10 poin yang menjadi perhatian para rektor. Sebelum menelurkan 10 poin ini, mereka sudah melakukan fokus diskusi dan kajian terbatas di sejumlah kampus selama beberapa pekan terakhir.
Ke 10 poin seruan moral para akademisi ini antara lain mengajak seluruh kompenen bangsa menjadikan Pemilu sebagai media pendidikan politik untuk membangun moralitas bangsa.
Kemudian, Para rektor juga menyerukan seluruh komponen bangsa untuk menjamin Pemilu berjalan secara partisipatif bagi seluruh bangsa Indonesia.
“Sehingga Pemilu, pesta demokrasi ini, tidak dimonopoli oleh segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik,” tegasnya.
Pada bagian lain dari seruan moral ini, para pimpinan perguruan tinggi di Yogyakarta mengajak seluruh komponen bangsa menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras, yang berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan tidak berkesudahan, yang merusak kerukunan dan persatuan bangsa.
“Kami para rektor mendesak para elit politik, penguasa ekonomi, partai politik, dan penyelenggara Pemilu untuk memberikan keteladanan, berintegritas, dan bermartabat dalam berdemokrasi sesuai konstitusi,” tegasnya.
Dari kalangan perguruan tinggi negeri, selain Rektor UGM hadir pula Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Rektor Universitas Pembangunan (UPN) Veteran. Dari kalangan perguruan tinggi swasta, hadir Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Rektor Universitas Sanata Dharma (USD), Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), dan universitas lainnya.