HOLOPIS.COM, JAKARTA – Lantaran mencuri dan menyebarkan data lembaga hingga pejabat tinggi negara, Hacker Bjorka terus menjadi sorotan di Indonesia. Tak hanya mencuri data pribadi milik pejabat, Bjorka juga membocorkan data pelanggan IndiHome dan 1,3 miliar data registrasi SIM Card.

Ketika mayoritas hacker menutup rapat identitasnya, belakangan Bjorka malah mengumbar sendiri sejumlah petunjuk kepada publik.

Salah satunya Bjorka mengaku berbasis Kota Warsawa, Polandia. Meski begitu, banyak pihak menilai lokasi tersebut boleh jadi hanya pengecoh belaka.

Bagaimana eksistensi hacker di Polandia?

Polandia merupakan salah satu negara di Eropa tengah yang rentan soal kebocoran data dan peretasan.

Menurut data dari Statista per 2020 sampai kuarter 2 2022, peretasan paling tinggi terjadi di Polandia yakni pada kuarter 2 2020. Saat itu, tecatat 3,4 juta data pribadi dan rahasia bocor.

Spam, ujaran kebencian, hingga pembajakan menjadi masalah yang umum dihadapi pengguna internet di Polandia dan semakin meningkat setiap tahunnya.

Sementara itu, serangan siber di Polandia sebagian besar berkaitan dengan serangan malware termasuk virus, trojan, dialer, rootkit, dan sejenisnya.

Lazimnya, serangan-serangan ini berwujud surat elektronik (surel) dengan faktur, pemberitahuan, atau dokumen yang dikirim atas nama perusahaan terkenal. Padahal, file-file dalam email itu berisikan malware yang bisa masuk dan aktif di setiap perangkat jika terunduh.

Pada 2020, jumlah situs phishing di Polandia berada pada tingkat yang sangat tinggi. Kebanyakan phishing dilakukan untuk penipuan yakni melalui Facebook hingga situs web palsu layanan finansial asing seperti PayU dan DotPay.

Pada 2021 lalu, akun surel sejumlah anggota parlemen Polandia juga sempat diretas. Ada sekitar 100 akun email para pejabat yang berhasil diretas hacker.

Pemerintah menuding peretas berkaitan dengan Rusia meski Moskow membantah keras tuduhan itu, seperti dikutip Reuters.

Tak hanya menjadi korban serangan siber asing, Polandia juga diketahui memiliki para hacker ‘jagoan’.

Pada Maret 2022 lalu, sebuah situs yang dikembangkan beberapa programer Polandia berhasil membobol data digital sensor Rusia dari jutaan email dan nomor telepon warganya.