HOLOPIS.COM, JAKARTA – Siapa yang tak kenal dengan HR Rasuna Said. Pemilik nama lengkap Hajjah Rangkayo Rasuna Said muncul di Google Doodle hari ini. Lukisan wajah salah satu pahlawan Indonesia tersebut muncul di halaman utama Google Search.
Penampakan HR Rasuna Said di Google Doodle tersebut adalah sebuah apresiasi Google untuk mengenang hari kelahiran salah satu pahlawan nasional Indonesia itu.
Memang, Google Doodle sering menampilkan desain kreatif untuk menggambarkan peringatan sebuah hari besar, peringatan peristiwa besar maupun hari kelahiran tokoh-tokoh besar.
Sekilas tentang HR Rasuna Said. Ia adalah seorang wanita kelahiran Panyinggahan pada hari Rabu 14 September 1910. Panyinggahan adalah nama sebuah desa Kecamatan Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
HR Rasuna Said adalah wanita muslimah yang merupakan keturunan bangsawan. Ayahnya adalah Muhamad Said yang notabane seorang saudagar dari Minangkabau.
Aktivitasnya di dalam dunia pergerakan tanah air diawali Rasuna Said dengan bergabung bersama Partai Sarekat Rakyat (SR). Ia menjabat sebagai Sekretaris Cabang pada tahun 1926.
Lalu, pengalaman perjuangannya dilanjutkan dengan mendirikan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) bersama dengan Soematra Thawalib di Bukittinggi pada tahun 1930.
Berangkat dari PERMI, ia pun aktif menjadi pengajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh organisasinya itu. Kemudian, ia pun semakin kuat perannya sebagai seorang pendidik dengan mendirikan sekolah Thawalib di Padang.
Selain pernah aktif menjadi aktivis politik dan pengajar, HR Rasuna Said juga aktif sebagai jurnalis dan menulis berbagai artiket yang memberikan kritikan kepada kolonial Belanda. Hal ini termaktub di dalam sebuah kisah, bahwa pada tanggal 23 Oktober 1932 menjadi pengalaman perdananya berurusan dengan hukum para penjajah kolonial Belanda. Kala itu, ia melakukan pidato publik di acara rapat umum Perempuan Permi di Padang Panjang, pidatonya berjudul “Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan Rakyat Indonesia”. Di dalam pidatonya itu, ia mengutuk keras penghancuran mata pencaharian rakyat dan kerusakan yang dilakukan pada rakyat Indonesia oleh para kolonial saat itu. Akibat dari pidatonya itu, HR Rasuna Said ditangkap dan dipenjarakan atas tuduhan menebar kebencian alias hatespeech. Hingga akhirnya, ia terkenal menjadi perempuan Indonesia pertama yang ditangkap dan dipenjara karena speekdelict atau pelanggaran berbicara.
Dalam kasus speekdelict, HR Rasuna Said dipenjara bersama dengan rekan seperjuangannya, Rasimah Ismail selama 15 bulan di Semarang.
Selain terkenal memperjuangkan semangat kemerdekaan Indonesia, HR Rasuna Said juga terkenal sebagai pejuang hak-hak pendidikan dan peran politik kaum perempuan di tanah air. Bahkan, ia sering kali melakukan advokasi terhadap perempuan yang terkena persoalan hukum. Semangat memperjuangkan hak-hak hidup dan hak kaum perempuan untuk cerdas itu dimotori oleh pendidikan agamanya, dimana Islam mengajarkan tentang perempuan harus menjadi orang yang terdidik.
Pada tahun 1933, PERMI yang didirikan oleh para aktivis muda yang mendukung hak perempuan atas pendidikan agama, memiliki ribuan anggota perempuan. Tidak seperti organisasi Islam lainnya, perempuan tidak dikesampingkan di bagian bawahan, tetapi memiliki peran kunci dalam kepemimpinan partai. Namun, dia membela hukum perkawinan Islam, termasuk poligami, dengan alasan bahwa masalah yang ditimbulkannya adalah akibat dari masalah masyarakat, bukan hukum itu sendiri.
HR Rasuna Said meninggal dunia di Jakarta usai melawan penyakit kanker darah (leukimia) pada tanggal 2 November 1965 di usia yang ke 55 tahun. Kemudian, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan.
Karena semangat dan perjuangannya untuk Indonesia, ia pun dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 084/TK/Tahun 1974 oleh Presiden Soeharto. Hingga akhirnya, nama besar HR Rasuna Said dikenang melalui nama-nama jalan, seperti di Jakarta ada di kawasan Kuningan Setiabudi, kemudian di Padang dan Payakumbuh.