HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah pastikan ada motif politik di dalam insiden peretasan data yang dilakukan hacker yang menamakan dirinya sebagai Bjorka.

Menko Polhukam Mahfud MD pun juga menyatakan, selain motif politik, ada juga sejumlah motif lain yang dibawa Bjorka dengan membeberkan sejumlah data pribadi pejabat di Indonesia.

“Motifnya ternyata juga gado-gado, ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya,” kata Mahfud, Rabu (14/9).

Namun, Mahfud kemudian tidak mendetail mengenai motif politik maupun motif lain yang sempat dijelaskan sebelumnya. Dia hanya mengatakan, apa yang dilakukan oleh Bjorka bukanlah sesuatu yang terbilang membahayakan rahasia negara.

“Sehingga juga motif motif kaya gitu tidak ada yang membahayakan,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, dari rapat gabungan yang dilakukan dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kominfo serta Polri, pihaknya bahkan sudah mengetahui dimana keberadaan Bjorka.

“Nah, kemudian kita terus menyelidiki karena sampai saat ini memang gambaran gambaran pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri,” kata Mahfud.

Namun, mantan Hakim Konstitusi itu kemudian berdalih bahwa pemerintah belum mau membuka identitas dari Bjorka yang diketahui telah membuka data Presiden Jokowi hingga sejumlah menteri hingga Ketua DPR Puan Maharani.

“Tetapi belum bisa diumumkan,” dalihnya.

Mahfud hanya beralasan, peralatan yang dimilik pemerintah sudah lebih canggih untuk melacak keberadaan Bjorka yang sempat mengklaim tidak akan bisa ditemukan oleh siapapun.

“Gambaran gambaran siapa dan dimananya itu kita sudah punya alat untuk melacak itu semua,” tegasnya.