HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengharapkan agar aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh aliansi Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) dengan tajuk Aksi 1209 di Istana Negara besok tidak menjadi panggung politik kelompok pengasong Khilafah.
“Karena basis aksi ini sering jadi tunggangan politik pengusung Khilafah, maka pemerintah harus antisipasi, jangan sampai ada kampanye ideologi transnasional itu menggema,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Minggu (11/9).
Jika sampai narasi Khilafah muncul, maka publik sepatutnya mengukur bahwa aksi tersebut bukan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, akan tetapi memperjuangkan aspirasi kelompok eks Hizbut Tahrir dan kelompok jaringan Ikhwanul Muslimin.
“Jangan sampai aspirasi itu hanya bungkus dari aksi kampanye negara khilafah. Ini sangat ironi dan aparat sepatutnya menindak tegas. Ingat, HTI itu dibubarkan karena ideologinya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur menilai bahwa aksi unjuk rasa merupakan hak konstitusional yang menjadi situasi logis dari negara demokrasi seperti Indonesia.
“Demo dan menyampaikan aspirasi itu sah-sahk saja di negara demokrasi, tapi ingat harus dilakukan dengan tertib, tidak anarkis, tidak merugikan masyarakat dan jangan lakukan kriminal verbalistik, semua ada konsekuensi hukumnya,” tegas ulama asal Kota Malang itu.
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung di dalam Aksi 1209 berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta. Aksi yang dimotori oleh Front Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) itu berlangsung pukul 13.00 WIB.
Di dalam aksi itu, ada tiga tuntutan yang akan disampaikan, antara lain ; turunkan harga BBM, turunkan harga-harga, dan tegakkan supremasi hukum.