HOLOPIS.COM, JAKARTA – Konsultan dan praktisi keamanan siber, Teguh Aprianto menuding bahwa klaim Kominfo tentang keterjaminan keamanan data hanya isapan jempol belaka.

“Selalu ingat jika Kominfo memberikan jaminan, maka itu tak lebih dari sekadar omong kosong belaka #BlokirKominfo,” kata Teguh dalam Twitter @secgron dikutip pada Sabtu (3/9).

Teguh menjelaskan, Kominfo memerintahkan registrasi menggunakan NIK dan nomor KK agar terbebas konten spam, akan tetapi justru yang didapatkan kebocoran data.

“Tahun 2018 Kominfo memaksa kita untuk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam,” jelasnya

“Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi nomor HP (NIK, No HP, provider, tanggal registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor dan dijual #BlokirKominfo,” sambungnya.

Pernyataan tersebut dilontarkan, lantaran terdapat kebocoran data penduduk indonesia sebanyak 1,3 miliar melalui forum online ‘Breached Forums’. Dalam forum tersebut seseorang dengan akun ‘Bjorka’ mengklaim dirinya memiliki file terkompres 18 GB yang berisi kartu SIM penduduk Indonesia.

Dalam kartu SIM tersebut terdapat data pribadi pelanggan, meliputi nomor telepon, NIK, nama operator seluler, dan tanggal registrasi. Data itu, dijual dengan harga sebesar 50.000 dollar AS atau Rp742 juta. Pelaku juga membagikan sampel secara gratis sebanyak 2 juta data.

Sebelumnya, Bjorka juga merupakan pelaku dugaan kasus kebocoran 26 juta data pelanggan indihome.