HOLOPIS.COM, JAKARTA – Para petani Pakistan merupakan salah satu bagian masyarakat yang paling merana akibat dampak dari banjir bandang terparah yang pernah dirasakan negara itu selama beberapa dekade terakhir.

“Sudah seperti 50 tahun yang lalu,” kata seorang petani di Provinsi Sindh, Ashraf Ali Bhanbro, dilansir dai AFP, Sabtu (3/9).

Petani itu harus kehilangan 2.500 hektar kapas dan tebu. Berada di ambang panen, semuanya malah musnah akibat banjir.

Provinsi tersebut dibelah oleh Sungai Indus yang besar. Sepanjang tepiannya, pertanian telah berkembang selama ribuan tahun.

Namun daerah tersebut harus basah akibat hukan lokal, tetapi air tidak memiliki tempat mengalir karena Indus yang sudah penuh. Akibatnya genangan air meluap di beberapa tempat.

Bahkan, Bhanbro mengatakan bahwa sempat terjadi hujan selama 72 jam tak berhenti di wilayahnya.

“Pada satu tahap, hujan terjadi terus menerus selama 72 jam,” katanya.

Sebagai informasi, lebih dari 33 juta orang terkena banjir karena hujan deras rekor tersebut. Provinsi Sindh adalah salah satu wilayah yang terkena dampak paling parah.