HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sutradara film dokumenter Dandhy Dwi Laksono mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat mirip dengan rezim orde baru.
“Tapi rezim Jokowi juga mirip Soeharto. Tempat korupsi, kerusakan lingkungan, dan pelanggaran HAM tumbuh subur,” kata Dandhy melalui Twitter @Dandhy_Laksono, Sabtu (3/9).
Dandhy menyoroti ketika pandemi melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, malah tidak menerapkan UU Karantina dengan dalih anggaran tidak mencukupi kebutuhan rakyat, tapi faktanya justru korupsi merajalela.
“Di tengah pandemi, UU Karantina tak dipakai dengan dalih tak cukup dana mengongkosi jatah hidup rakyat, tapi suntik dana ke BUMN atau “cash transfer” ala Kartu Prakerja dan Bansos yang dikorup,” tuturnya.
“Saat orang tak bebas bergerak, UU Minerba, Omnibus Law, penggembosan KPK, dikebut,” sambungnya.
Kemudian, ia juga menyebutkan, Presiden Jokowi lebih menyukai gaya pemerintahan yang menggunakan strategi quick wins atau percepatan program fisik.
“Jokowi berkuasa dengan strategi ‘quick wins’ lewat proyek infrastruktur dan aneka ‘cash transfer’, karena paling mudah terlihat,” sebut Dandhy.
Selanjutnya, Dandhy mengungkapkan tidak ada inovasi di sektor lainnya, meskipun beban APBN semakin berat.
“Tak ada terobosan di sektor lain seperti hukum, kesehatan, agraria, lingkungan. APBN pun kedodoran. BBM dinaikkan. Solusinya ‘cash transfer’ lagi,” lanjutnya.
Meskipun era Jokowi mirip Soeharto, tetapi jurnalis investigasi itu menyampaikan di beberapa kebijakan terlihat serupa dengan Soekarno.
“Dalam beberapa hal, mirip Soekarno di mana proyek-proyek mercusuar, kampanye militer di Papua dan ‘ganyang Malaysia’, bersanding dengan ekonomi rakyat yang sekarat,” ungkapnya.
