HOLOPIS.COM, JAKARTA – Negara Korea Selatan (Korsel) ternyata tak seindah seperti apa yang ditampilkan di drama-drama mereka. Hal tersebut, karena tingkat bunuh diri di negara ginseng sangatlah tinggi. Kabar terbaru, aktris Yoo Ju Eun memilih mengakhiri hidupnya di usia 27 tahun. Selain itu, terdapat beberapa artis lainnya yang melakukan tindakan serupa, yakni Sulli, Goo Ha-Ra, hingga Jonghyun SHINee.

Mengapa angka bunuh diri di Korsel sangat tinggi?

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan setempat, menunjukan kenaikan angka bunuh diri diri kalangan anak muda di tahun pertama krisis Covid-19, meskipun terjadi penurunan secara keseluruhan di Korea Selatan.

Faktanya, selama dua dekade, negara asal K-pop itu, memiliki angka kematian bunuh diri tertinggi diantara negara-negara maju. Sebanyak 26,9 kasus bunuh diri per 100.000 orang pada 2019, dan 25,7 kasus per 100.000 orang di tahun 2020.

Selain itu, Korsel juga menempati angka tertinggi kasus bunuh diri di antara negara-negara yang tergabung Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Data tersebut, dikeluarkan pada tahun awal Juli 2021, menunjukan jumlah kematian bunuh diri di Korsel sebanyak lebih dari 2x lipat dari rata-rata tingkat bunuh diri di negara OECD.

Fenomena tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

Faktor Ekonomi

Perekonomian diperburuk dengan pandemi yang melanda. Masyarakat Korsel usia 20 hingga 30-an merasa dibatasi oleh jurang kesenjangan, dimana gap antara si kaya dan si miskin sangat lebar. Bahkan mereka menyebut negaranya dengan istilah ‘Neraka Joseon’ yang hanya bisa lari dengan kematian atau emigrasi.

Sebelum pandemi, tingkat pengangguran usia produktif sangat tinggi yakni 3x rata-rata nasional. Ketika pandemi, lulusan perguruan tinggi menyatakan menyerah mencari pekerjaan.

Hal ini ditambah mahalnya biaya kehidupan di wilayah ibu kota Seoul. Harga apartemen di sana meningkat berkali-kali lipat selama lima tahun terakhir.

Kondisi yang demikian membuat meningkatnya angka depresi kaum muda berusia 20-an sebanyak 2x lipat. Faktanya, hampir 30% masyarakat Korsel menderita penyakit mental, dan hanya 15,3% yang melakukan pengobatan.

Beban Akademik

Masyarakat selalu dibuat berkompetisi secara brutal dalam bidang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak. Menurut National Youth Policy Institute, satu dari tiga anak SMP dan SMA di Seoul pernah berpikir melakukan bunuh diri karena tekanan akademik. Selain itu, mereka juga mengkhawatirkan masa depan dan karir mereka kedepannya.

Cyber-bullying

Media sosial yang mudah diakses siapa saja, nyatanya bukan tempat yang aman lagi untuk bersosialisasi. Banyak yang merasa depresi dan stres karena efek bermain media sosial. Melalui media sosial, orang bebas melakukan dan mengomentari apa saja yang bisa menyakiti orang lain. Kasus yang paling terkenal adalah kematian Sulli mantan member girl group F(X) yang melakukan bunuh diri akibat cyberbullying yang diterimanya.

Dianggap Sebagai Solusi

Masyarakat setempat menganggap bunuh diri sebagai bentuk permintaan maaf, protes, hingga pemecahan masalah. Mereka menganggap kematian mereka derita sendiri, sehingga tidak merugikan orang lain. Selain itu, banyak penderita penyakit mental yang tidak mendapatkan perawatan medis.