HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia terus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan utang Indonesia ke China yang merupakan salah satu dari lima negara pemberi pinjaman terbesar ke Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam.
Berdasarkan data yang dihimpun BI, posisi ULN BI pada akhir Juni sebesar USD 403 miliar atau sekitar Rp 5.919 triliun (dalam kurs Rp 14.688/USD). Jumlah tersebut turun dari bulan sebelumnya yang lebih dari USD 406 miliar. Penurunan ULN ini bahkan terjadi selama empat bulan beruntun
“Posisi ULN pemerintah pada triwulan II-2022 sebesar 187,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar 196,2 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 8,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,4 persen (yoy),” tulis BI dalam keterangan resminya, Jumat (26/8).
Adapun pada akhir Juni, utang Indonesia ke China yang mengalami penurunan paling signifikan, dimana posisi ULN ke China turun USD 1,06 miliar menjadi USD20,788 miliar atau sekitar Rp305,3 triliun dari bulan sebelumnya.
China merupakan negara dengan pemberi pinjaman terbesar keempat. Di mana di atasnya ada Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. Sementara di urutan kelima ada Hong Kong.
ULN Indonesia ke semua negara tersebut mengalami penurunan meski tidak besar. Selain ke China, penurunan ULN yang besar juga terjadi ke Jepang yakni sekitar USD 932 juta menjadi USD 24,47 miliar.
Adapun ULN ke Amerika Serikat mengalami penurunan tipis USD 45 juta saja, meski demikian sudah berkurang dalam dua bulan beruntun. Sebelum menurun, pada April lalu ULN ke Amerika Serikat mencapai USD 34,9 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.
Sementara itu, posisi ULN swasta pada akhir kuartal II-2022 tercatat USD 207,1 miliar, turun tipis dari kuartal I-2022 sebesar USD 207,4 miliar. Jika dibandingkan kuartal 2021, ULN swasta terkontraksi sebesar 1,1 persen (yoy).
ULN swasta tercatat menurun 2 bulan beruntun. Utang sektor swasta ke China juga terus mengalami penurunan. Pada akhir Juni, ULN ke China tercatat sebesar USD 19,2 miliar, berkurang dari bulan sebelumnya USD 20,27 miliar.
“Penurunan posisi ULN Pemerintah antara lain karena adanya pelunasan pinjaman bilateral, komersial, dan multilateral yang jatuh tempo selama periode April hingga Juni 2022. Pelunasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo juga turut mendukung penurunan ULN Pemerintah di triwulan laporan,” tulis BI.
Pada kuartal II-2022, pemerintah tercatat membayar pinjaman bilateral hampir di angka USD 600 juta, pinjaman komersial USD 173 juta, dan multilateral sebesar USD 769 juta. Sementara nilai SBN jatuh tempo pada kuartal II-2022 sebesar USD 2,5 miliar, dengan rincian USD 1,98 miliar pokok, dan USD 523 juta bunga.