HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kelompok massa tergabung yang tergabung di dalam Satuan Tugas (Satgas) Pemburu Koruptor menggelar aksi teatrikal dengan memunculkan sosok mirip pocong di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, Jumat (26/8).

Penampakan sosok mirip pocong tersebut datang membawa poster bertuliskan “Kasus Formula E Jalan di Tempat” sebagai simbol matinya hati nurani pimpinan KPK yang lambat dan nampak mengulur-ulur waktu untuk menuntaskan kasus Formula E.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh koordinator aksi, Ali Ibrahim kepada wartawan di tengah aksinya di depan kantor lembaga antirasuah itu.

“Adanya pocong disini sebagai protes kepada KPK, yang tidak mengubris aspirasi kami dan matinya hati nurani mereka. Sehingga kasus Formula E jalan ditempat. Indonesia darurat korupsi Formula E,” kata Ali.

Kemudian, ia mengatakan bahwa lembaga yang dipimpin oleh Firli Bahuri tersebut perlu disadarkan agar tidak melupakan kasus Formula E yang pernah menghebohkan publik Jakarta.

“Sebab, pada kasus ini perhatian KPK seperti ada pembiaran sehingga masyarakat menilai kasus ini jalan di tempat alias mandek di tengah jalan,” ujarnya.

“KPK butuh bukti apa lagi untuk menaikkan status kasus Formula E ke tahap penyidikan,” lanjut Ali.

Padahal, kata dia, bukti-bukti ini sangat kasat mata mulai dari penebangan pohon di Monas, transfer commitment fee, dugaan pelanggaran prosedur penarikan dana dari Bank DKI, pembangunan sirkuit, dll.

“Kenapa KPK seperti mengulur-ulur waktu, perlu di telisik motifnya kenapa kasus Formula E mengendap,” ujarnya.

Selain di KPK, massa juga menyambangi Bank DKI dan BPK Provinsi. Mereka menyerukan agar Gubernur DKI Anies Baswedan bertanggung jawab soal kasus Formula E.

“Sebab belum ada laporan LPJ dan KPK wajib proses, periksa hadirkan sebelum lengser di tengah jalan. Selain Anies, Bank DKI, Jakpro, dan Dispora wajib diperiksa KPK. Stop tebang pilih,” ujarnya lagi.

“Tangkap koruptor kotor yang merugikan rakyat Indonesia,” pungkasnya.