HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengakui bahwa pihaknya berencana untuk melakukan redenominasi rupiah atau penyederhanaan pecahan rupiah dengan menghilangkan sejumlah angka, seperti Rp1.000 menjadi Rp1.
Namun Perry menjelaskan, redenominasi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Redenominasi, kata dia, baru bisa dilakukan saat keseluruhan negara dalam kondisi normal.
“(Redenominasi) kondisinya harus normal karena negara lain melakukannya dalam kondisi normal,” ungkap Perry (24/8).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) itu menambahkan, bahwa dengan situasi normal maka redenominasi bisa terhindar dari kepanikan masyarakat.
“Jangan dilakukan pada saat krisis atau panas badan, kalau lagi kuat dan tenang baru dilakukan,” jelasnya.
Sekadar informasi, wacana mengenai redenominasi ini sebenarnya telah bergulir cukup lama. Bahkan RUU Redenominasi Rupiah telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Namun, karena dampak Pandemi Covid-19 yang belum pulih, yang ditambah dengan ancaman krisis energi, pangan hingga keuangan akibat perang Rusia dan Ukraina membuat rencana ini tidak ada progresnya.
